KHARTOUM, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi mendesak para pihak yang bertempur di Sudan untuk memperpanjang durasi gencatan senjata yang sedianya berakhir pada Senin (29/5/2023) besok. Kedua negara ini pun merilis pernyataan bersama untuk mendesak gencatan senjata diperpanjang.
Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menyepakati gencatan senjata sepekan yang ditengahi AS dan Arab Saudi.
Namun, pertempuran dilaporkan masih pecah di Khartoum dan beberapa wilayah lain selama durasi gencatan senjata.
Baca Juga: Arab Saudi Murka, Mengutuk Keras Serangan terhadap Kedutaan Besar Qatar di Sudan
Militer dan RSF Sudan sendiri bertempur sejak pertengahan April lalu. Masing-masing pihak dipimpin oleh jenderal yang sebelumnya bekerja sama mengkudeta pemerintahan Perdana Menteri Abdallah Hamdok.
Pada Minggu (28/5), AS dan Arab Saudi meminta para pihak memperpanjang gencatan senjata yang dijadwalkan berakhir pada Senin (29/5) pukul 21.45 waktu setempat.
"Meskipun tidak sempurna, perpanjangan (gencatan senjata) dapat memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat Sudan," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut, dikutip Associated Press.
AS dan Arab Saudi pun meminta pihak militer dan RSF untuk kembali berunding demi mengakhiri konflik. Negosiasi untuk mengakhiri konflik masih buntu sejauh ini.
Konflik Sudan yang meletus sejak pertangahan April lalu telah menewaskan ratusan orang dan menimbulkan ribuan korban luka.
Lebih dari 1,3 juta warga Sudan pun terusir dari rumahnya akibat pertempuran.
Baca Juga: Kepala Militer Sudan Bekukan Rekening Bank Kelompok Rival dalam Pertempuran Mengendalikan Negara
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.