ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden petahana Turki Recep Tayyip Erdogan mendatangi makam mantan Perdana Menteri (PM) Turki Adnan Menderes yang meninggal digantung pada 1961, sebelum digelarnya pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua hari ini, Minggu (28/5/2023).
Erdogan mendatangi makam Menderes pada Sabtu (27/5/2023).
Dikutip dari Yahoo News, kunjungan Erdogan ke makam Menderes selain untuk memberikan penghormatan, disebut juga merupakan misi untuk menggalang basis konsevatifnya sebelum pemilu.
Baca Juga: Serangan Drone Rusia Guncang Kiev, Satu Orang Tewas dan Pertahanan Udara Hancurkan 20 Drone Lebih
Kunjungan Erdogan ke makam Manderes di Istanbul, membawanya kembali kepada pria yang pernyataannya pernah dikutipnya saat mengumumkan digelarnya pemilu dini pada 14 Mei lalu.
Pada Januari lalu, Erdogan yang berusia 69 tahun mengatakan kepada para pendukungnya bahwa ia ingin melanjutkan perjuangan Menderes untuk menjaga hak-hak religius dan kepentingan nasionalis.
Meski mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, Turki merupakan negara sekuler.
Menderes yang merupakan mantan PM Turki dihukum mati dengan cara digantung pada 1961, setahun setelah pemerintahannya dikudeta oleh militer yang ingin mengembalikan negara itu ke arah sekuler.
Paham nasionalis Islam itulah yang saat ini digaungkan oleh Erdogan.
Seperti halnya Menderes, Erdogan juga sempat nyaris dikudeta pada 2016. Namun, kudeta tersebut berhasil digagalkan, dan kini Erdogan menyasar untuk memimpin Turki selama tiga periode.
Pada malam sebelum bertarung pada pemilihan presiden putaran pertama lalu, Erdogan sempat mengunjungi Masjid Hagia Sophia.
Hagia Sophia dulunya merupakan gereja yang kemudian difungsikan sebagai museum, sebelum diubah menjadi masjid oleh Erdogan pada 2020.
Baca Juga: Putaran Kedua Pemilu Turki, Pengamat: Erdogan Diuntungkan Kontrolnya Terhadap Arus Informasi
Perubahan itu yang membuat posisinya dianggap pahlawan oleh para pemilih dari kalangan warga miskin serta yang ada di pedesaan.
Pada putaran pertama, Erdogan berhasil mengumpulkan 49,5 persen suara, mengungguli capres utama dari kubu oposisi, Kemal Kilicdaroglu, yang meraih 44,8 persen.
Namun, karena tidak ada capres yang berhasil mengumpulkan lebih dari 50 persen suara, pemilihan presiden putaran kedua pun harus digelar.
Sumber : Yahoo News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.