MOSKOW, KOMPAS.TV - Bos tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin terus mengamuk di media sosial.
Ia membanjiri saluran Telegram-nya, dan sejumlah akun lainnya dengan pernyataan provokatif dan kemarahan terhadap negaranya sendiri.
Pada pernyataannya, ia mengamuk atas kemunduran Rusia di medan perang Bakhmut, Ukeaina.
Prigozhin mengungkapkan brigade Rusia telah melarikan diri di sekitar kota Bakhmut.
Baca Juga: Batal Mundur dari Bakhmut, Bos Wagner: kalau Kami Mundur, Diancam akan Dianggap Pengkhianat
“Situasi di sayap barat telah berkembang berdasarkan skenario terburuk yang telah diprediksi,” kata Prigozhin dalam pesan suara yang dirilis Kamis (11/5/2023).
“Wilayah itu yang telah dibebaskan dengan darah dan hidup rekan-rekan kami, telah ditinggalkan hari ini nyaris tanpa ada perlawanan dari mereka yang seharusnya menjaga sayap kami,” lanjutnya.
Prigozhin sudah mengungkapkan kemarahan dan kritikannya terhadap jajaran militer atas Rusia pada awal pekan ini.
Sosok yang dikenal sebagai orang dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin itu mengamuk tepat saat Rusia merayakan Hari Kemenangan 9 Mei.
“Hari ini mereka (Ukraina) mampu merusak sayap di arah Artemovsk (Bakhmut), dan berkumpul di Zaporizhzhia. Sebuah serangan balasan akan dimulai,” ujarnya pada Selasa (9/5/2023).
“Hari Kemenangan, adalah kemenangan dari kakek-kakek kami. Kami belum mendapat kemenangan satu milimeter pun,” tambahnya saat itu.
Ia juga sebelumnya mengeluhkan dukungan militer Rusia terhadap kelompok Wagner, yang terus melakukan gempuran di Ukraina timur.
Baca Juga: Alasan Menteri Pakistan Dukung Penangkapan Imran Khan Meski Dinyatakan Ilegal
Ia sempat menyerang Kementerian Pertahanan Rusia yang tak memberikan pasokan amunisi dan senjata terhadap pasukannya.
Kementerian Pertahanan Rusia sendiri kemudian mengumumkan akan memenuhi permintaan Prigozhin, meski realisasinya masih belum diketahui.
Sejak melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Gebruari 2022, Rusia belum sepenuhnya berhasil menduduki negara itu.
Bahkan beberapa wilayah yang harus diduduki mampu kembali direbut oleh militer Ukraina.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.