LONDON, KOMPAS.TV - Kepolisian Metropolitan London menangkap sedikitnya enam orang sehubungan rencana demonstrasi ketika parade penobatan Raja Charles III, Sabtu (6/5/2023). Aksi protes ini digawangi oleh Republic, kelompok aktivis anti-monarki yang beberapa kali berdemo saat acara kerajaan.
Republic adalah kelompok yang dibentuk pada 1983, secara formal didirikan sebagai kelompok advokat anti-monarki pada 2006. Kelompok ini mendorong penghapusan monarki, meniadakan raja/ratu dan menggantikannya dengan kepala negara seperti presiden.
Baca Juga: Charles III Diurapi dan Resmi Dinobatkan sebagai Raja, Pangeran William Ucapkan Sumpah Setia
Republic menilai kekuasaan yang didapatkan dari garis keturunan tidak adil dan menentang demokrasi. Sejak awal pengangkatan, kelompok ini dengan tegas menyatakan menentang Raja Charles III.
"Karena kami tidak bisa menghentikan Raja Charles dan keluarganya di kotak suara, tidak ada yang menghentikan mereka menyelewengkan privilese, menyalahgunakan pengaruh, atau menghamburkan uang kita," demikian tulis pernyataan Republic dikutip The Guardian.
Kelompok Republic disebut mengharapkan 2.000 demonstran bergabung dalam aksi saat penobatan Raja Charles III. Sebagian di antaranya mengenakan plakat "bukan rajaku" dan kaos dengan tulisan yang sama.
Sebelumnya, kelompok ini beberapa kali telah berdemonstrasi di acara-acara kerajaan. Di antaranya saat peringatan aksesi Elizabeth II pada 2012 silam dan saat Raja Charles mengunjungi Colchester pada Maret 2023 lalu.
Meskipun demikian, Republic tidak menggelar demonstrasi ketika pemakaman Ratu Elizabeth II pada September 2022 lalu. Namun, kelompok ini menegaskan akan tetap menggelar protes di acara-acara kerajaan lain seperti penobatan Charles III.
Ketua Republic, Graham Smith, mengklaim kelompoknya semakin diminati belakangan ini. Ia menyebut sebanyak 1.000 anggota baru bergabung ke Republic usai kematian Elizabeth II dan kelompok ini menghimpun pendanaan sebesar 70.000 paun.
Baca Juga: Penobatan Raja Charles III: Lebih dari Sepuluh Orang Ditangkap
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.