BRASILIA, KOMPAS.TV - Polisi Brasil menggeledah rumah eks Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, dan menangkap seorang mantan pembantunya.
Selain eks pembantunya, polisi juga menangkap dua orang lain, yang berhubungan dengan penyelidikan pemalsuan data kartu vaksinasi Covid-19.
Pada pernyataannya, polisi mengungkapkan 16 belas surat perintah penggeledahan dan penyitaan, serta enam surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk penggeledahan, Rabu (3/4/2023).
Dilansir dari CNN, mantan pembantu Bolsonaro, Letnan Kolonel Mauro Cid ditangkap polisi.
Baca Juga: Dituduh Ingin Bunuh Putin, Zelenskyy Bantah Lakukan Serangan ke Kremlin
Pengacara Mauro Cid mengaku belum mendapat akses ke penyelidikan, yang sangat penting dan rahasia.
Pihak pembela menambahkan, akan mengumumkan semuanya segera setelah mendapatkan salinan catatan.
Polisi juga melakukan pencarian dan penggeledehan yang berhubungan dengan penyelidikan yang sama dengan alamat yang berhubungan dengan tempat Bolsonaro bersama istrinya, Michelle Bolsonari tinggal di Brasilia, di dekat Jardim Botanico.
“Hari ini polisi federal melakukan pencarian dan penggeledehan di rumah kami, kami takt ahu alasannya dan bahkan pengacara kami tak memiliki akses ke dokumennya. Hanya ponsel suami saya yang disita,” cuit Michelle Bolsonaro.
“Kami mempelajari dari media bahwa alasannya adalah pemalsuan dari kartu vaksinasi suami dan putri kami Laura. Di rumah saya, hanya saya yang divaksinasi,” tambahnya.
Dilaporkan putri Bolsonaro yang berusia 12 tahun, serta istri Cid dan penasihat Bolsonaro lainnya juga berada di bawah pengawasan Polisi Federal.
Bolsonaro mengatakan kepada wartawan bahwa ia tak divaksinasi Covid-19, dan tak ada perusakan pada kartu vaksinasinya.
Baca Juga: Mahkamah Agung Brasil Selidiki Bolsonaro atas Kerusuhan Pendukungnya, Berpotensi Bertanggung Jawab
Sebuah pernyataan polisi Brasil mengungkapkan mereka menganalisis materi yang disita selama penggeledahan.
Mereka juga mewawancarai orang-orang yang menurut mereka mungkin memiliki informasi terkait penyelidikan mereka.
Pernyataan polisi mengatakan dugaan pemalsuan kartu vaksinasi antara November 2021, dan Desember 2022, mengakibatkan perubahan kebenaran tentang fakta yang relevan secara hukum, yaitu kondisi penerima imunisasi terhadap Covid-19.
“Fakta yang diselidiki secara teoritis merupakan kejahatan pelanggaran tindakan kesehatan preventif, asosiasi kriminal, penyisipan data palsu dalam sistem informasi dan korupsi anak di bawah umur,” ujarnya.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.