DADEVILLE, KOMPAS.TV - Setidaknya empat orang tewas setelah penembakan massal terjadi di pesta ulang tahun di Alabama, Amerika Serikat (AS).
Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (15/4/2023) malam di sebuah studio dansa di Dadeville.
Selain membunuh empat orang, 28 orang lainnya cedera pada pesta ulang tahun ke-16 seorang remaja tersebut.
Di antara orang yang terbunuh adalah kakak dari remaja yang berulang tahun, seorang pelajar SMA tingkat akhir yang akan bermain American Football di universitas.
Baca Juga: Gereja Makam Kudus yang Jadi Sasaran Arogansi Israel, Kuncinya Dipegang 2 Keluarga Muslim Palestina
Pihak penegak hukum Alabama pada Minggu (16/4/2023) meminta siapa pun yang memiliki informasi tentang penembakan itu untuk melaporkannya.
Pada konferensi Pers, Sersan Jeremy Burkett dari Badan Penegak Hukum Alabama tak mengatakan apakah pelaku sudah ditangkap, atau mengenai motivasinya.
Ia juga tak mengungkapkan nama-nama yang terbunuh.
“Kami berusaha mendapatkan informasi dari masyarakat,” kata Burkett dikutip dari Associated Press.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pun bereaksi atas insiden tersebut.
Ia meminta agar hukum kepemilikan senjata diperketat lagi.
“Apa jadinya bangsa kita ketika anak-anak tak bisa menghadiri pesta ulang tahun tanpa rasa takut,” tuturnya dilansir dari BBC.
Penembakan ini membawa AS ke tonggak sejarah, di mana lebih dari 160 penembakan massal, di mana empat orang atau lebih ditembak, terjadi sepanjang tahun ini.
Jumlah tersebut berdasarkan Arsip Kekerasan Senjata.
Baca Juga: Kontak Tembak KKB dan TNI dalam Pencarian Pilot Susi Air di Papua Disorot Media Barat
Dadeville merupakan kota kecil dengan jumlah 3.200 penduduk.
Menurut saksi mata, Keenan Cooper, DJ di acara pesta mengatakan, pesta terhenti ketika seorang tamu mendengar seseorang membawa pistol.
Ia mengatakan, seorang yang membawa pistol diminta untuk pergi, tapi mereka tak melakukannya.
Cooper mengatakan, ketika penembakan terjadi, sejumlah orang berlindung di meja tempatnya berdiri dan yang lainnya berlari keluar.
Sumber : Associated Press/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.