SANAA, KOMPAS.TV - Pertukaran tahanan besar-besaran dilakukan antara Pemerintah Yaman dan Pemberontak Houthi.
Hal ini dilihat sebagai bagian dari upaya peningkatan untuk mengakhiri konflik delapan tahun yang menghancurkan dan membuat perdamaian di depan mata.
Pejabat Palang Merah mengungkapkan 318 tahanan telah diterbangkan pada empat penerbangan antara Ibu Kota yang dikuasai pemberontak, Sanaa, dan lokasi yang dikuasai Aden.
Dilansit dari BBC, Jumat (14/4/2023), pertukaran itu dilaporkan bakal melibatkan 900 tahanan pada tiga hari ke depan.
Baca Juga: Ulama Palestina Ungkap Alasan Serangan Israel, Tak Ingin Masjid Al-Aqsa Hanya Milik Muslim
Pertempuran antara pemberontak dan pemerintah Yaman yang didukung aliansi Arab Saudi telah membuat puluhan ribu rakyat Yaman tewas.
Pertempuran kedua pihak juga menciptakan apa yang PBB sebut sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk.
Diperkirakan sekitar 80 persen populasi di negara itu terpaksa mengandalkan bantuan makanan untuk bertahan hidup.
Pertukaran ini, terbesar sejak akhir 2020, dipandang sebagai langkah membangun kepercayaan, menyusul pembicaraan awal pekan ini di Sanaa antara delegasi Saudi dan pemberontak Houthi.
Pembicaraan itu bertujuan mencapai gencatan senjata baru dan berpotensi permanen.
Baca Juga: Rakyat Iran Dukung Palestina, Berdemonstarsi dan Teriakkan “Kematian untuk Israel”
Pembicaraan tersebut difasilitasi oleh Oman, yang berbagi perbatasan dengan Arab Saudi dan Yaman.
Ada sejumlah momentum yang meningkat terkait mengakhiri perang, sejak Arab Saudi dan Houthi melanjutkan pembicaraan langsung.
Harapan pun semakin meningkat setelah Arab Saudi dan Iran, yang merupakan pendukung pemberontah Houth, telah sepakat memperbaiki hubungan pada bulan lalu.
Yaman telah menderita setelah konflik meningkat pada 2015, ketika Houthi berhasil merebut kontrol sebagian besar sebelah barat negara itu.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.