BEIJING, KOMPAS.TV - Latihan udara dan laut China baru-baru ini yang menyimulasikan pengepungan Taiwan dimaksudkan sebagai "peringatan serius" bagi politisi pro-kemerdekaan Taiwan dan sekutu mereka, kata seorang juru bicara China, Rabu, (12/4/2023) seperti laporan Associated Press.
Latihan berskala besar selama tiga hari yang diberi tajuk Joint Sword itu berakhir Senin lalu (10/04/2023), dan merupakan tanggapan atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua Kongres AS Kevin McCarthy di California pekan lalu selama kunjungan transit ke AS.
“Tentara Pembebasan Rakyat baru-baru ini mengorganisir dan melakukan serangkaian tindakan pencegahan di Selat Taiwan dan perairan sekitarnya, yang merupakan peringatan serius terhadap kolusi dan provokasi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan pasukan eksternal,” Zhu Fenglian, juru bicara Kabinet Kantor Urusan Taiwan pada konferensi pers dua mingguan.
“Ini adalah tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah,” katanya.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri untuk diintegrasikan secara paksa jika perlu dan secara teratur mengirim kapal dan pesawat tempur ke wilayah udara dan perairan di dekat pulau itu.
Misi semacam itu semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, disertai dengan perkataan yang semakin agresif dari pemerintahan pemimpin Partai Komunis Xi Jinping.
Baca Juga: China Rampungkan Simulasi Kepung Taiwan, Tentara PLA Nyatakan Siap Bertarung
Setiap konflik antara kedua belah pihak dapat menyeret AS, sekutu terdekat Taiwan, yang diwajibkan oleh undang-undang untuk mempertimbangkan semua ancaman terhadap pulau itu sebagai masalah “keprihatinan serius”.
China terus meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan meskipun latihan tersebut telah selesai secara formal. Rabu (12/04/2023), Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan telah melacak 35 penerbangan pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat China dalam 24 jam terakhir, termasuk delapan kapal angkatan laut di perairan sekitarnya.
Sebagian besar warga Taiwan mendukung mempertahankan status independen de-facto mereka saat ini, sementara Tsai mengatakan tidak perlu deklarasi formal karena demokrasi pulau itu sudah menjadi negara merdeka.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.