WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ingin agar solusi dua negara dilakukan untuk menghentikan konflik Israel-Palestina.
Hal itu diungkapkan Blinken saat menghubungi Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Abudllah bin Zayed Al-Nahyan.
Juru Bicara Blinken, Vedant Patel mengatakan pembicaraan antara Blinken dan Menlu UEA tersebut juga termasuk permasalahan wilayah lainnya, termasuk perdamaian di Yaman.
Baca Juga: Arab Saudi Bertemu dengan Pemberontak Houthi, Sinyal Perdamaian di Yaman Bakal Terjadi
“Menlu Blinken meminta semua menahan diri selama musim liburan di seluruh wilayah dan menekankan pentingnya mengurangi ketegangan antara Israel dan Palestina,” bunyi pernyataan Patel dikutip dari UPI, Minggu (9/4/2023).
“Menlu Blinken juga menekankan komitmen AS atas solusi dua negara,” ucapnya.
Imbauan itu muncul di sela-sela Paskah, Paskah Yahudi dan bulan Ramadan untuk umat Islam.
Persimpangan hari raya suci telah menarik banyak perhatian masyarakat internasional terhadap potensi konflik yang lebih besar di Israel.
Bentrokan terbaru terjadi setelah polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dan menyerang jamaah Palestina di Bulan Ramadan.
Bahkan mereka memaksa keluar untuk mengizinkan orang Israel memasuki wilayah suci tersebut.
Masjid Al-Aqsa berlokasi di Kuil Bait Suci, dan menjadi tempat suci yang diperebutkan umat Islam, Yahudi dan Kristen.
Baca Juga: China Akhirnya Serang Taiwan, Ternyata Hanya Simulasi Perang
Masjid Al-Aqsa berada di bawah pengelolaan pemerintah Yordania dan hukum Yahudi melarang mengunjungi situas tersebut.
Penyerangan Masjid Al-Aqsa mendapatkan kecaman dari Kementerian Luar Negeri Yordania yang memperingatkan Israel bahwa akan ada konsekuensi becana atas pelanggaran terus menerus terhadap kesucian Masjid dan hak Umat Islam beribadah Ramadan.
Kementerian Luar Negeri Israel menanggapi dengan menyatakan bahwa setiap orang yang bersembunyi di dalam masjid adalah massa berbahaya, yang diradikalisasi dan dihasut oleh Hamas dan kelompok teroris lainnya.
Sumber : UPI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.