JAKARTA, KOMPAS.TV - Pejabat-pejabat dari Indonesia bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan dari Myanmar, dan terdapat kemajuan dalam menyelesaikan krisis di sana, kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Rabu, (5/4/2023) seperti laporan Straits Times.
Dalam konferensi pers Rabu, Retno Marsudi mengatakan, diskusi dilakukan sesuai dengan rencana perdamaian yang telah disepakati dan melibatkan pemangku kepentingan baru yang sebelumnya belum terlibat, meskipun ia tidak mengungkapkan siapa mereka.
Sebagai ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia berjanji melakukan yang terbaik dalam meningkatkan situasi di Myanmar yang jatuh terjerembab dalam kekacauan setelah militer menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis dalam kudeta pada Februari 2021.
Pada April 2021, ASEAN menetapkan rencana perdamaian berupa konsensus lima poin (5PC) dengan Myanmar.
Namun belum ada kemajuan yang signifikan dalam mengembalikan perdamaian. Kekerasan yang terjadi pasca kudeta telah menewaskan ribuan orang.
Retno mengatakan, prioritas Indonesia dan ASEAN adalah melaksanakan rencana perdamaian yang telah disepakati oleh Myanmar, dan ia menekankan pentingnya diskusi yang telah dilakukan.
Dia juga mengungkapkan, Indonesia sudah melakukan pertemuan untuk pertama kalinya dengan utusan khusus yang terlibat dalam menyelesaikan krisis. Mereka termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Myanmar.
"Mengapa ini dilakukan? Tujuan akhirnya adalah untuk mempromosikan koordinasi dan sinergi sambil terus memperkuat sentralitas ASEAN," katanya.
"Dari keterlibatan kami dengan mereka, terlihat bahwa dukungan terhadap kepemimpinan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC sangat kuat."
Sentralitas ASEAN mengacu pada kemampuan kelompok regional tersebut untuk membentuk keputusan-keputusan kunci yang mempengaruhi Asia Tenggara, bukan meninggalkan nasibnya ditentukan oleh pihak-pihak eksternal.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.