Kompas TV internasional kompas dunia

Pengusaha Asal Australia Pamerkan Bakso Daging Mammoth Hasil Rekayasa Genetik: Ini Inovasi Nyata

Kompas.tv - 29 Maret 2023, 10:31 WIB
pengusaha-asal-australia-pamerkan-bakso-daging-mammoth-hasil-rekayasa-genetik-ini-inovasi-nyata
Tim Noakesmith. Sebuah perusahaan Australia hari Selasa, (28/3/2023) memamerkan bakso daging gajah mammoth purba yang sudah punah hasil rekayasa genetik, sengaja ingin menyulut perdebatan tentang protein hewani untuk konsumsi manusia hasil rekayasa genetik (Sumber: New York Post)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

AMSTERDAM, KOMPAS.TV - Sebuah perusahaan Australia pada Selasa (28/3/2023) kemarin baru saja memamerkan bakso daging gajah mammoth purba yang sudah punah hasil rekayasa genetik.

Hal ini dinilai sengaja karena ingin menyulut perdebatan tentang protein hewani untuk konsumsi manusia hasil rekayasa genetik.

Seperti laporan Associated Press, Rabu (29/3/2023), pengusaha itu, Tim Noakesmith mengangkat penutup kaca pada bakso yang terbuat dari daging hasil budidaya laboratorium menggunakan rekayasa urutan genetik dari pachyderm yang telah lama punah, dengan mengatakan bahwa hal itu dimaksudkan untuk memicu debat publik tentang suguhan teknologi tinggi tersebut.

Peluncuran di museum sains Amsterdam dilakukan hanya beberapa hari sebelum 1 April atau April Mop, memicu penasaran, Apakah ini nyata?

“Ini bukan lelucon April Mop,” tegas Tim Noakesmith, pendiri startup Australia Vow

“Ini adalah inovasi nyata.”

Daging yang direkayasa, juga disebut daging yang dibudidayakan atau berbasis sel, terbuat dari sel hewan. Ternak tidak perlu dibunuh untuk memproduksi daging tersebut, yang menurut para pendukungnya lebih baik tidak hanya untuk hewan tetapi juga untuk lingkungan.

Begini cara Vow membuat bakso daging mammoth:

Mereka menggunakan informasi genetik yang tersedia untuk umum dari mammoth, mengisi bagian yang hilang dengan data genetik dari kerabat terdekatnya, gajah Afrika, dan memasukkannya ke dalam sel domba, kata Noakesmith. 

Mengingat kondisi yang tepat di laboratorium, sel-sel itu berlipat ganda hingga cukup untuk digulung menjadi bakso.

Baca Juga: Dubai Demam Kloning Unta untuk Balap Unta dan Kontes Kecantikan Unta

Sebuah perusahaan Australia hari Selasa, (28/3/2023) memamerkan bakso daging gajah mammoth purba yang sudah punah hasil rekayasa genetik, sengaja ingin menyulut perdebatan tentang protein hewani untuk konsumsi manusia hasil rekayasa genetik (Sumber: New York Post)

Lebih dari 100 perusahaan di seluruh dunia sedang mengerjakan produk daging budidaya atau rekayasa, banyak di antaranya adalah perusahaan rintisan seperti Vow.

Para ahli mengatakan jika teknologi ini diadopsi secara luas, maka dapat mengurangi dampak lingkungan dari produksi daging global di masa depan. Saat ini, miliaran hektar lahan digunakan untuk pertanian di seluruh dunia.

Tapi jangan berharap ini mendarat di mangkok bakso seluruh dunia dalam waktu dekat. Pasalnya, sejauh ini, baru Singapura sebagai satu-satunya negara yang menyetujui daging berbasis sel untuk dikonsumsi. 

Vow pun berharap untuk menjual produk pertamanya di sana, salah satunya daging puyuh Jepang yang dibudidayakan, akhir tahun ini.

Bakso raksasa daging mammoth ini cuma satu dan belum ada yang mencicipinya, bahkan oleh penciptanya, juga tidak direncanakan untuk diproduksi secara komersial. 

Sebaliknya, itu disajikan sebagai sumber protein yang membuat orang berbicara tentang masa depan daging.

“Kami ingin membuat orang bersemangat tentang masa depan makanan yang berbeda dari potensi yang kami miliki sebelumnya. Bahwa ada hal-hal yang unik dan lebih baik daripada daging yang kita makan sekarang, dan kami pikir mammoth akan menjadi pembuka percakapan dan membuat orang bersemangat tentang masa depan baru ini,” kata Noakesmith kepada The Associated Press.

“Tapi juga mammoth berbulu secara tradisional merupakan simbol kepunahan. Kita tahu mammoth punah karena perubahan iklim. Jadi yang ingin kami lakukan adalah melihat apakah kami dapat menciptakan sesuatu yang merupakan simbol masa depan yang lebih menarik yang tidak hanya lebih baik bagi kami, tetapi juga lebih baik bagi planet ini,” tambahnya.

Baca Juga: Terobosan China, Sukses Kloning Tiga Sapi Super yang Produksi Susu Luar Biasa Tinggi

Sebuah perusahaan Australia hari Selasa, (28/3/2023) memamerkan bakso daging gajah mammoth purba yang sudah punah hasil rekayasa genetik, sengaja ingin menyulut perdebatan tentang protein hewani untuk konsumsi manusia hasil rekayasa genetik (Sumber: New York Post)

Seren Kell, manajer sains dan teknologi di Good Food Institute, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan alternatif nabati dan berbasis sel untuk produk hewani, mengatakan dia berharap proyek tersebut akan membuka percakapan baru tentang potensi luar biasa daging yang dibudidayakan untuk menghasilkan makanan yang lebih berkelanjutan.

"Mengurangi dampak iklim dari sistem pangan kita yang ada dan membebaskan lahan untuk praktik pertanian yang kurang intensif."

Dia mengatakan proyek raksasa dengan sumber genetik yang tidak konvensional adalah pelopor di sektor budidaya daging, yang umumnya berfokus pada ternak tradisional seperti sapi, babi, dan unggas.

“Dengan membudidayakan daging sapi, babi, ayam, dan makanan laut, kita dapat menghasilkan dampak paling besar dalam hal pengurangan emisi dari peternakan hewan konvensional dan memenuhi permintaan global akan daging sambil memenuhi target iklim kita,” katanya.

Bakso jumbo yang dipamerkan di Amsterdam, berukuran antara softball dan bola voli, memang hanya untuk dipamerkan dalam pameran dan dilapisi kaca untuk memastikannya tidak rusak dalam perjalanannya dari Sydney.

Tapi ketika sedang disiapkan, pertama dengan cara dipanggang lambat dan kemudian diakhiri di luar dengan obor, baunya enak menggiurkan kata Associated Press.

“Orang-orang yang ada di sana, mereka mengatakan aromanya mirip dengan prototipe lain yang kami produksi sebelumnya, yaitu buaya,” kata Noakesmith.

“Jadi, sangat menarik untuk berpikir bahwa menambahkan protein dari hewan yang punah 4.000 tahun yang lalu memberinya aroma yang benar-benar unik dan baru, sesuatu yang sudah lama tidak kita cium sebagai populasi.”


 




Sumber : Kompas TV/Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x