DAMASKUS, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) melakukan serangan udara ke kelompok bersenjata terafiliasi Iran di timur Suriah.
Hal tersebut menjadi tindakan pembalasan setelah sebuah drone Iran membunuh kontraktor AS.
Berdasarkan laporan group pengawas, 14 pasukan pro-Iran tewas terbunuh karena serangan tersebut.
Pejabat AS mengatakan, serangan udara tersebut terjadi pada Kamis (23/3/2023), beberapa jam setelah serangan drone.
Baca Juga: PBB Kecam Penyiksaan dan Pembunuhan Tawanan Perang Ukraina maupun Rusia
Menurut intelijen AS, drone tersebut berasal dari Iran.
Pangkalan AS di timur laut Suriah juga pernah diserang sebelumnya, yang kemudian direspons dengan serangan udara.
Dikutip dari BBC, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin serangan udara tersebut diperintahkan oleh Presiden AS, Joe Biden.
Austin menegaskan, serangan tersebut sebagai respons dari serangan (drone), dan juga serangkaian serangan baru-baru ini tehadap pasukan koalisi di Suriah oleh kelompok yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Ia mengatakan, mereka menargetkan fasilitas yang digunakan kelompok yang terafiliasi dengan IRGC.
Konflik sendiri kemudian berlanjut dan meningkat pada Jumat (24/3) kemarin, setelah sebuah roket menargetkan pangkalan AS lainnya di Green Village, timur laut Suriah.
Baca Juga: Suka Duka Mahasiswa Indonesia Jalani Ramadan di Inggris, Puasa 14 Jam dan Kangen Takjil
Pejabat AS mengatakan serangan roket tersebut tak menyebabkan adanya korban luka atau tewas.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan pemerintah akan bekerja untuk melindungi rakyat dan fasilitas miliknya sebaik mungkin.
Departemen Pertahanan AS sebelumnya mengungkapkan seorang kontraktor terbunuh dan lima personel layanan AS, serta seorang kontraktor lainnya terluka, saat drone menyerang fasilitas perawatan di pangkalan koalisi dekat Hasakah.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.