WELLINGTON, KOMPAS.TV – Berbeda dengan umat muslim di Indonesia yang telah melaksanakan ibadah puasa pertama tahun ini pada Kamis (23/3/2023) kemarin, umat muslim di Selandia Baru baru melaksanakan ibadah puasa pertama 1444 Hijriah pada hari ini, Jumat (24/3).
Keputusan awal puasa tahun 2023 ini diumumkan pada Rabu (22/3) malam, setelah The Federation of Islamic Association in New Zealand (FIANZ) menyatakan pada hari tersebut tidak ada penampakan bulan.
“The Hilal Committee of FIANZ menginformasikan pada masyarakat bahwa bulan baru untuk Ramadan tidak terlihat hari ini. Karena itu kita akan menggenapkan bulan Sya’ban hingga Kamis (23/3/2023). Jumat, 24 Maret 2023 akan menjadi hari pertama Ramadan 1444H,” ujar FIANZ dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Waduh, Ternyata 3 Hal Ini Bisa Hilangkan Pahala Puasa Ramadan, Berhati-hatilah!
Berdasarkan keputusan FIANZ, maka umat muslim di seluruh Selandia Baru melakukan ibadah puasa pertama pada hari ini.
Umar muslim Indonesia di Selandia Baru pun mengikuti keputusan FIANZ tersebut.
Berdasarkan pantauan KOMPAS.TV di Kota Wellington, ibukota Selandia Baru, umat muslim Indonesia menjalankan ibadah puasa pertama dengan khidmat.
Meskipun menjalankan ibadah puasa di negara mayoritas non-muslim menjadi tantangan tersendiri, namun umat muslim Indonesia di Wellington tetap menjalankan puasa. Sementara itu kegiatan lainnya pun tetap berjalan seperti biasanya.
Umat muslim tetap bekerja seperti biasa tanpa perlakuan khusus, demikian pula dengan anak-anak sekolah yang tetap melaksanakan ibadah puasa tanpa ada perlakuan khusus.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Wellington, Reza Reflusmen mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk melaksanakan puasa di Negari Kiwi ini.
Namun ia mengirimkan e-mail kepada sekolah anaknya untuk memberi tahu guru sekolahnya bahwa anak-anaknya tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, karena itu tidak akan melakukan makan siang di sekolah.
“Saya juga meminta izin kepada gurunya agar anak saya tidak melakukan olahraga berat selama bulan Ramadan,” ujarnya.
Baca Juga: Ujian di Bulan Ramadan, Apakah Nyontek Membatalkan Puasa?
Hal senada juga diungkapkan WNI lainnya yang bermukim di Wellington, Dinar Roosdianita.
“Saya tidak ada persiapan khusus untuk menyambut Ramadan. Anak-anak juga tidak ada persiapan khusus, karena ini merupakan Ramadan kesekian kalinya bagi kami di Wellington. Sekolahnya sudah mengerti dan biasanya anak-anak diberi aktivitas sendiri di sekolah,” ujarnya.
Untuk menciptakan suasana Ramadan seperti di Indonesia, Umat Muslim Indonesia di Selandia Baru melakukan tradisi tarawih keliling. Dalam kegiatan ini, seminggu sekali akan diadakan buka puasa dan tarawih bersama di tempat yang berbeda-beda setiap minggunya.
Kegiatan ini diharapkan akan menghidupkan suasana Ramadan dan memberikan siraman rohani serta silaturahmi kepada warga negara Indonesia yang bermukim di Wellington, Selandia Baru.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.