Kompas TV internasional kompas dunia

Orang Kuat Nomor Dua Rusia Sebut Kemungkinan Perang Nuklir usai Menteri Jerman Ancam Tangkap Putin

Kompas.tv - 24 Maret 2023, 03:00 WIB
orang-kuat-nomor-dua-rusia-sebut-kemungkinan-perang-nuklir-usai-menteri-jerman-ancam-tangkap-putin
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengancam kemungkinan perang nuklir akan semakin meningkat setelah menteri Jerman mengancam akan menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan tindakan tersebut akan dianggap sebagai deklarasi perang dan memicu serangan Rusia terhadap Jerman. (Sumber: Ekaterina Shtukina, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pejabat keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengancam kemungkinan perang nuklir akan semakin meningkat dan mengecam menteri Jerman yang mengancam akan menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin. Medvedev mengatakan, tindakan tersebut akan dianggap sebagai deklarasi perang dan memicu serangan Rusia terhadap Jerman.

Dmitry Medvedev, wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia yang dipimpin oleh Putin, mengatakan dalam rekaman video kepada wartawan, hubungan Rusia dengan Barat mencapai titik terendah sepanjang masa.

Ketika ditanya apakah ancaman konflik nuklir mereda, Medvedev menjawab, "Tidak, ancamannya belum menurun, malah semakin meningkat. Setiap hari ketika mereka memberikan senjata asing kepada Ukraina, maka kiamat nuklir semakin dekat."

Melansir laporan Associated Press, Jumat (24/3/2023), Medvedev mengeluarkan sejumlah pernyataan dengan bahasa yang sangat keras di masa lalu, mengecam AS dan sekutunya di NATO karena apa yang ia sebut sebagai upaya mereka untuk memecah dan menghancurkan Rusia. Ini merupakan metamorfosis drastis bagi politisi yang terlihat lembut ini, yang pernah dielu-elukan oleh Barat sebagai harapan liberal.

Dalam komentarnya pada Kamis, Medvedev yang berusia 57 tahun mengecam keputusan Mahkamah Pidana Internasional untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas tuduhan keterlibatan dalam penculikan ribuan anak dari Ukraina sebagai nol dan tidak sah secara hukum.

Dia menambahkan, langkah tersebut menambah "potensi negatif yang sangat besar" dalam hubungan yang sudah sangat tegang antara Rusia dan Barat.

Baca Juga: Diancam Bakal Dirudal Rusia karena Tetapkan Putin Penjahat Perang, ICC Ketar-ketir

Sejumlah tentara Ukraina menembakkan howitzer ke arah pasukan Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Minggu, 5 Maret 2023. (Sumber: AP Photo/Libkos)

"Hubungan kami dengan Barat sudah lebih buruk dari sebelumnya sepanjang sejarah," katanya.

Medvedev secara khusus mengecam Menteri Kehakiman Jerman Marco Buschmann, yang mengatakan minggu lalu Putin akan ditangkap atas surat perintah penangkapan ICC jika ia mengunjungi Jerman.

"Bayangkan ... pemimpin kekuatan nuklir mengunjungi wilayah Jerman dan ditangkap," kata Medvedev, menambahkan tindakan tersebut akan dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Rusia. "Dalam hal ini, aset kami akan terbang untuk menyerang Bundestag, kantor kanselir, dan sebagainya."

Dia mencatat kekuatan nuklir Rusia memberikan penangkal yang kuat dalam pertempuran di Ukraina, menambahkan "kami akan hancur jika tidak ada mereka."

Medvedev juga menantang kedaulatan Ukraina dalam komentarnya yang dapat mencerminkan rencana Moskow untuk memperluas keuntungannya.

“Sejujurnya, Ukraina adalah bagian dari Rusia,” katanya. “Tetapi karena alasan geopolitik dan perjalanan sejarah, kami menoleransi kami tinggal di tempat yang terpisah dan lama dipaksa untuk mengakui perbatasan yang dibuat itu.”

Baca Juga: Ini Kata Komisi Eropa Soal Bahaya Amunisi Mengandung Uranium, tapi Inggris Tetap Kirim ke Ukraina

Foto satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan sebuah gedung terbakar di Bakhmut, Ukraina, Senin, 6 Maret 2023. (Sumber: Satellite image ©2023 Maxar Technologies via AP)




Sumber : Kompas TV/Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x