PARIS, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dikecam usai menyatakan bangsa Palestina "tidak pernah ada."
Pernyataan tersebut disampaikan Smotrich ketika mengunjungi Paris, Prancis, Minggu (19/3/2023).
Smotrich sendiri dikenal sebagai tokoh ekstrem kanan Israel yang diakomodasi di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dibentuk pada Desember 2022 lalu.
"Tidak pernah ada itu yang namanya bangsa Palestina. Tidak ada sejarah Palestina. Tidak pernah ada bahasa Palestina," kata Smotrich, dikutip The Guardian.
Baca Juga: Komandan Milisi Palestina Diduga Dibunuh Agen Israel di Damaskus
Pernyataan kontroversial Smotrich dilontarkan hanya sehari usai delegasi Israel dan Palestina sepakat meringankan tensi di kawasan dengan dimediasi Mesir, Yordania, dan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pernyataan Smotrich tersebut yang dinilai "rasis, fasis, dan ekstremis."
"Pernyataan-pernyataan menghasut ini, yang sejalan dengan klaim-klaim Zionis tentang 'tanah tanpa warga untuk warga tanpa tanah', dan bahwa tanah Palestina adalah 'disengketakan' dan yang menunjukkan kesombongan kekuasaan, tidak mengguncang kepemilikan kami atas tanah dan sejarah kami," kata Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh di Ramallah, Senin (20/3/2023), seperti dikutip dari Al Jazeera.
Pada 1 Maret 2023, Smotrich juga memicu kecaman setelah mengatakan Huwara, sebuah kota di Tepi Barat, Palestina, harus dimusnahkan.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah ratusan pemukim ilegal Israel menyerbu dan membakar sejumlah rumah dan mobil milik warga Palestina. Serangan itu menewaskan satu orang Palestina.
Tensi Israel-Palestina sendiri memanas belakangan ini. Sepanjang 2023, menurut Associated Press, setidaknya ada 85 orang Palestina dibunuh Israel. Sebaliknya, dalam kurun yang sama, 14 orang Israel dibunuh Palestina.
Memanasnya tensi Israel-Palestina bertepatan dengan kontroversi yang mendera pemerintahan ekstrem kanan Netanyahu di Tel Aviv.
Pemerintahan Netanyahu menghadapi gelombang protes usai berencana merombak sistem hukum negara.
Koalisi Netanyahu berupaya mengambil alih sistem pemilihan hakim. Berbagai pihak menyebut upaya tersebut akan menyeret Israel lebih jauh ke otoritarianisme.
Baca Juga: Pemuda Palestina Ditembak Mati Tentara Israel, Jadi Orang ke-85 yang Tewas sepanjang 2023
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.