MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang politikus Rusia dedenda setelah meledek Presiden Rusia, Vladimir Putin yang tengeh berpidato dengan menempatkan mi di kuping.
Putusan denda itu dikeluarkan pengadilan Kota Novokuybyshevsk di wilayah Samara Rusia, Rabu (15/3/2023), terhadap wakil regional Mikhail Abdalkin.
Abdalkin dinyatakan bersalah karena telah mendeskreditkan angkatan bersenjata Rusia setelah mem-posting video yang memperlihatkan dirinya menyaksikan pidato Putin dengan mi yang tergantung di kupingnya.
Video tersebut di-posting di seluruh media sosial Abdalkin pada Februari.
Baca Juga: Putin Bela Tentara Bayaran Wagner, Keluarkan UU yang akan Penjarakan Penghina Pasukan Sewaannya
Sedangkan mi di kuping yang dilakukan Abdalkin mengacu pada idiom Rusia, yang berarti menggantungkan mi di satu telinga.
Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan aksi penipuan atau ketika informasi palsu diberikan kepada pendengar.
“Saya ingin menunjukkan ketidakpuasan saya dan ketidakpuasan masyarakat yang datang kepada saya,” ujar anggota Partai Komunis Rusia itu dikutip dari The Moscow Times.
Abdalkin pun menambahkan bahwa ia berharap bisa mengungkapkan keraguannya bahwa setiap perubahan dalam kebijakan dalam negeri atau ekonomi negara akan terjadi dalam waktu dekat atau dalam beberapa decade mendatang.
Meski videonya dikritik baik oleh rekannya di partai maupun pejabat Rusia, Abdalkin menolak mengaku bersalah atas dakwaan tersebut.
“Saya percaya tak ada upaya pendiskreditan angkatan bersenjata (di video),” kata Abdalkin saat persidangan.
Baca Juga: Perang Belum Selesai, Rusia-Ukraina Perpanjang Kesepakatan Pengiriman Gandum
Pengadilan Kota Novokuybyshevsk memerintahkan Abdalkin membayar denda 150.000 rubel atau setara Rp30 juta atas dakwaan tersebut.
Pengacara Abdalkin mengatakan ia akan melakukan banding atas dasar pelanggaran konstitusi.
“Partai mendukung angkatan bersenjata (dan) tentara wajib militer saat mobilidasi,” kata Abdalkin.
Ia juga mengatakan dirinya berpartisipasi memberikan bantuan kemanusiaan kepada tentara.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.