RIYADH, KOMPAS.TV - Mantan kepala intelijen Arab Saudi, Pangeran Turki Al-Faisal mengungkapkan alasan mengejutkan kenapa China yang menjadi perantara perdamaian antara negaranya dan Iran.
Hal itu disebabkan karena baik Amerika Serikat dan negara Eropa tak jujur untuk menjadi perantara perdamaian Arab Saudi dan Iran.
Oleh sebab itu, menurutnya China adalah pihak yang tepat untuk menjadi perantara.
Baca Juga: Bantuan Jet Tempur ke Ukraina Mulai Terjadi, Rusia Mengancam akan Menghanucrkannya
“China adalah yang mampu melakukannya karena memiliki hubungan yang baik untuk kami berdua,” katanya, Selasa (14/3/2023), seperti dikutip dari Middle East Eye.
Pada pekan lalu, Iran dan Arab Saudi sepakat untuk normalisasi hubungan diplomatik pembicaraan trilateral sepanjang hari di Beijing.
Berdasarkan pernyataan gabungan mereka, kedua negara setuju untuk membuka kembali Kedutaan Besar dan Kantor Misi di kedua negara dalam dua bulan ke depan.
Mereka juga berkomitmen untuk tak menganggu kepentingan pribadi masing-masing negara.
AS sendiri terkejut dengan berita itu, meski para pejabat dan anggota Lembaga Washington menepis kekhawatiran bahwa pengaruh mereka memudar.
Menurut mantan pejabat senior Departemen Luar Negeri AS di era Donald Trump, David Schenker, mengungkapkan bahwa kesepakatan rekonsiliasi menegaskan kembali tren penurunan hubungan AS-Saudi.
Baca Juga: Panglima AL AS di Pasifik Klaim AS Bela Kemerdekaan Wilayah Indo-Pasifik dari Tekanan dan Intimidasi
“Peralihan Saudi ke Beijing menyoroti buruknya hubungan antara pemerintahan (Presiden AS, Joe) Biden dan Riyadh,” ujarnya.
Tahun lalu, Faisal mengkritik pendekatan pemerintahan Biden terhadap hubungan AS-Saudi, menegaskan berkurangnya keeratan dalam hubungan adalah karena penanganan Biden terhadap masalah keamanan regional.
Ia mengatakan bahwa kerajaan merasa dikecewakan oleh posisi AS dalam perang di Yaman.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.