BUTTERWORTH, KOMPAS.TV - Bisnis menguntungkan seorang perempuan dalam bisnis mainan seks berakhir ketika pemerintah Malaysia menyerbu gudangnya dan menyita alat bantu seks senilai lebih dari satu juta ringgit atau setara hampir Rp3,5 miliar. Perempuan itu ditangkap karena dianggap melanggar pasal-pasal perusakan moral.
Dilaporkan The Star, Rabu (15/3/2023), selama berbulan-bulan, perempuan tersebut menghasilkan uang dengan menjual dildo, boneka seks, dan perlengkapan lainnya.
Kebanyakan klien-kliennya terdiri dari orang muda yang menjalani hubungan jarak jauh. Klien-klien tersebut bersedia membayar antara RM70 hingga RM450 untuk mainan yang diimpor dari China.
Namun, nasib tidak berpihak pada perempuan berusia 29 tahun ini ketika petugas Kementerian Dalam Negeri menyerbu gudang di Bukit Mertajam.
Dalam razia pada 15 Februari, otoritas menemukan 22.929 unit mainan seks senilai sekitar RM1,1 juta.
Razia tersebut merupakan yang kedua yang dilakukan oleh kementerian dengan kode nama Ops Maya.
Baca Juga: Psikolog Sebut Musik Dapat Tingkatkan Pengalaman Seksual
Operasi pertama dilakukan di sebuah tempat tinggal di Kota Warisan di Sepang pada 19 Desember tahun lalu, dengan kementerian menyita lebih dari 1.000 barang terlarang.
Sekretaris Divisi Penegakan dan Pengendalian Kementerian, Nik Yusaimi Yussof, mengatakan perempuan tersebut dikenakan denda sebesar RM5.000 setelah mengaku bersalah atas pelanggaran tersebut di Mahkamah Majistret Bukit Mertajam pada 2 Maret.
Dia mengatakan investigasi awal menunjukkan mainan seks tersebut dapat dijual dengan harga dua kali lipat melalui platform online.
"Perempuan itu menjual barang-barang tersebut sejak tahun lalu sebelum kami menangkapnya. Ada permintaan besar untuk barang-barang seperti ini. Kami membuka sebuah surat penyelidikan berdasarkan Pasal 7(1) dari Akta Mesin Cetak dan Penerbitan 1984 untuk 'merusak nilai-nilai moral'," katanya dalam konferensi pers pada Selasa.
Ketika ditanya apakah kementerian menemukan tempat yang menjual produk-produk terlarang secara terbuka di Penang, dia mengatakan tidak, tetapi menambahkan kementerian melakukan pemeriksaan dari waktu ke waktu.
Nik Yusaimi mengatakan kementerian akan mengambil tindakan terhadap mereka yang terlibat dalam kegiatan yang dapat merusak nilai-nilai moral atau membahayakan ketertiban dan keamanan publik.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/The Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.