WASHINGTON, KOMPAS.TV - Xi Jinping resmi menjadi Presiden China untuk ketiga kalinya, dan itu tampaknya menjadi kekhawatiran bagi Amerika Serikat (AS).
Xi Jinping disumpah sebagai Presiden China untuk ketiga kalinya pada Jumat (10/3/2023) kemarin.
Ia pun membuat sejarah sebagai presiden China pertama yang melalui tiga periode.
Xi terpilih sebagai Presiden China usai mengumpulkan 2.952 suara dari para anggota Partai Komunis China (CCP), yang merupakan partai berkuasa.
Baca Juga: Xi Jinping dan Lukashenko Bertemu, Sekutu Putin Serukan Perdamaian di Ukraina
Namun, intelijen AS mengingatkan Taiwan agar waspada setelah Xi kembali terpilih sebagai Presiden China.
Berdasarkan laporan intelijen AS, terpilih kembalinya Xi akan membuat Beijing melanjutkan untuk menekan Taiwan melakukan unifikasi.
Selain itu, juga untuk memotong pengaruh AS di wilayah tersebut.
Hal tersebut diungkapkan berdasarkan laporan tahunan yang merupakan bagian dari Penilaian Tahunan Ancaman terhadap Komunitas Intelijen AS, yang dikeluarkan Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI).
Dilansir dari ANI News, Sabtu (11/3), berdasarkan laporan tersebut, Partai Komunis China akan melanjutkan menekan Taiwan untuk unifikasi.
Selain itu juga berusaha menghentikan pengaruh AS, serta mendorong perpecahan antara Washington dan sekutunya.
Sumber : ANI News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.