KAIRO, KOMPAS.TV - Para arkeolog di Mesir menemukan patung sphinx "dengan senyum manis dan dua benjolan" dekat Kuil Hathor, salah satu situs kuno terbaik negara itu, demikian diumumkan oleh kementerian pariwisata dan kebudayaan pada hari Senin (6/3/2023) seperti laporan Straits Times, Selasa, (7/3/2023).
Ini adalah penemuan terbaru dari serangkaian penemuan yang diungkapkan dalam beberapa bulan terakhir.
Artifak batu kapur yang diyakini sebagai representasi bergaya kaisar Romawi kuno tersebut ditemukan di dalam makam dua tingkat di dekat kuil di Mesir selatan, demikian dikatakan oleh kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Di samping sphinx yang "terukir dengan indah dan akurat", para peneliti menemukan "stela Romawi yang ditulis dalam aksara demotik dan hieroglif" di dekatnya, seperti tertulis dalam pernyataan kementerian tersebut.
Setelah sepenuhnya diterjemahkan, stela itu mungkin dapat memberikan petunjuk tentang identitas penguasa yang diukir, yang dikatakan oleh tim peneliti Mesir dapat menjadi Kaisar Claudius.
Kuil Hathor, sekitar 500 km di selatan ibu kota Kairo, merupakan rumah bagi Dendera Zodiac, sebuah peta langit yang dipajang di Louvre, Paris sejak 1922, lebih dari seratus tahun setelah orang Prancis Sebastien Louis Saulnier membawanya dari kuil itu.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Resep Pembuatan Mumi Mesir Kuno, Salah Satu Bahan Utama Ternyata dari Nusantara
Mesir menuntut harta yang dianggap barang jarahan itu dikembalikan oleh Prancis.
Negara itu mengumumkan penemuan arkeologi besar dalam beberapa bulan terakhir, terutama di nekropolis Saqqara di selatan Kairo tetapi juga di Giza, tempat satu-satunya struktur yang masih bertahan dari tujuh keajaiban dunia kuno.
Pada hari Kamis, kementerian kebudayaan mengumumkan penemuan lorong tersembunyi selama sembilan meter di dalam Piramida Besar Giza, yang menurut arkeolog Zahi Hawass mungkin mengarah ke "kamar pemakaman sebenarnya" dari Firaun Khufu, atau Cheops.
Lebih jauh ke selatan, di Luxor, para arkeolog menemukan "kota perumahan lengkap berusia 1.800 tahun dari era Romawi", demikian diumumkan oleh pihak berwenang pada Januari.
Beberapa ahli melihat pengumuman semacam itu sebagai memiliki bobot politik dan ekonomi yang lebih besar daripada ilmiah, karena Mesir mengandalkan pariwisata untuk memulihkan industri pariwisata yang vital di tengah krisis ekonomi yang parah.
Pemerintah bertujuan untuk menarik 30 juta wisatawan setiap tahunnya pada tahun 2028, naik dari 13 juta sebelum pandemi.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.