MOSKOW, KOMPAS.TV – Pasukan Rusia dan pasukan bayaran Wagner mengepung rute akses terakhir menuju kota Ukraina yang terkepung, Bakhmut, hari Jumat, (3/3/2023) seperti laporan Straits Times. Ini adalah momen kemenangan besar pertama Rusia setelah setengah tahun pertempuran sengit dalam perang di wilayah tersebut.
Yevgeny Prigozhin, pemimpin pasukan bayaran Wagner Rusia, mengumumkan lewat video hari Jumat, pasukannya “mengepung” kota Ukraina Bakhmut dan pasukan Kiev cuma punya satu jalan keluar.
Wartawan internasional di sebelah barat kota seperti dikutip Straits Times melaporkan, pasukan Ukraina sedang membuat parit pertahanan baru, sementara komandan unit drone Ukraina yang berada di dalam kota selama beberapa bulan mengatakan dia diperintahkan untuk mundur.
Pasukan Prigozhin memimpin serangan di Ukraina timur selama beberapa bulan, dan Moskow menganggap Bakhmut, yang disebut dengan nama era Soviet-nya, Artemovsk, sebagai batu loncatan penting untuk merebut kota-kota besar seperti Kramatorsk dan Sloviansk.
Bakhmut, yang dulunya dikenal karena tambang garam dan anggur berkilau, menjadi tempat pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam serangan ini.
Prigozhin, yang mengenakan seragam militer dalam video tersebut, meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menarik pasukannya dari Bakhmut.
Baca Juga: Zelenskyy Sebut Rusia Gagal Hancurkan Rakyat Ukraina dengan Musim Dingin: Kami Melewati Masa Sulit
“Pasukan Wagner hampir mengepung Bakhmut. Hanya satu jalan yang tersisa (terbuka bagi pasukan Ukraina). Penjepit semakin ketat,” katanya.
Prigozhin mengatakan pasukannya semakin banyak berperang melawan orang tua dan anak-anak daripada tentara profesional Ukraina.
Dalam video itu, Prigozhin memperlihatkan tiga warga Ukraina yang ditangkap, seorang pria tua dan dua anak laki-laki, yang tampak ketakutan dan meminta izin untuk pulang.
Mereka terlihat berbicara dalam apa yang terlihat seperti penampilan yang diatur dengan sangat ketat.
“Mereka berjuang, tapi masa hidup mereka di Bakhmut sekarang sangat pendek, satu atau dua hari... Beri mereka kesempatan untuk meninggalkan kota,” kata Prigozhin.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.