KHERSON, KOMPAS.TV - Kherson menjadi kota penting pertama di Ukraina yang jatuh ke tangan Rusia setelah invasi diperintahkan Presiden Putin, 24 Februari 2022 lalu.
Meski begitu, para warga sipil di Kherson tetap melakukan perlawanan terhadap invasi Rusia.
Mereka bahkan membentuk jaringan mata-mata yang melaporkan kegiatan Rusia di kota tersebut terhadap militer dan badan keamanan Ukraina.
Salah satu anggota perlawanan tersebut adalah perempuan berusia 59 tahun, Oksana Pohimii.
Baca Juga: Uni Eropa Sanksi Tentara Bayaran Rusia Wagner, Akibat Pelanggaran HAM di Afrika dan Ukraina
Pohimii yang seorang akuntan dan anggota Dewan Kota Kherson, membantu mengevakuasi tentara Ukraina dan keluarganya yang terjebak di sisi lain sungai Dnipro.
Setelah invasi, ia bergabung dengan protes di Kherson, dan kemudian bergabung sel mata-mata, yang menjadi bentuk perlawanan bawah tanah.
Tugasnya adalah mendokumentasi siapa yang bekerja sama dengan tentara Rusia, dan mengirimkan penemuannya ke badan keamanan lewat aplikasi pesan, Signal.
“Saya melihat ada tiga tipe orang di Kheson,” tutur Pohomii dikutip dari NPR, Sabtu (25/2/2023) kemarin.
“Mereka yang rela mati untuk Ukraina. Mereka yang siap mati untuk Rusia, dan mereka yang tak peduli, seperti Ukraina oke, dan juga oke jika Rusia mengambilalih,” tambahnya.
Pohomii pun mengambil foto dan video untuk tersangka kolaborator dan menguping pembicaraan.
Kemudian ia mengirimkan informasi tersebut kepada badan keamanan Ukraina.
Sumber : NPR
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.