DAMASKUS, KOMPAS.TV - Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak hari Senin, (13/2/2023) menyerukan bantuan internasional untuk rekonstruksi di negara yang dilanda gempa itu selama pertemuan dengan kepala bantuan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) Martin Griffiths. Hal itu disampaikan Assad seperti laporan France24, Selasa, (14/2/2023).
Setelah lebih dari satu dekade perang, pemerintah Assad dianggap menjadi kelas "paria" oleh Barat, sehingga mempersulit upaya internasional untuk membantu mereka yang terkena dampak gempa karena dihadang sanksi kepentingan Barat.
Assad "menekankan pentingnya upaya internasional yang difokuskan untuk membantu membangun kembali infrastruktur di Suriah," kata pernyataan itu.
Namun Bashar al Assad saat bertemu Martin Griffiths memutuskan untuk membuka pintu masuk tambahan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah yang dikuasai pemberontak dan langsung disambut baik PBB.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik keputusan presiden Suriah Bashar al Assad membuka dua titik masuk Bab Al-Salam dan Al Ra'ee dari Turki ke Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak.
Keputusan Bashar al Assad diambil menyusul seruan internasional untuk mengizinkannya masuknya bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan bagi jutaan korban gempa. Bashar Assad setuju untuk membuka dua penyeberangan untuk periode awal tiga bulan, kata PBB seperti laporan Arab News, Selasa, (14/2/2023).
Keputusan Assad datang seminggu setelah gempa dahsyat 7,8 Magnitudo melanda Turki dan Suriah utara, menyebabkan lebih dari 35.000 kematian dan melukai puluhan ribu orang di kedua negara.
Baca Juga: Inilah 10 Gempa Bumi Paling Mematikan di Abad 21, Gempa Turki dan Suriah Salah Satunya
Damaskus sering menyalahkan kesengsaraan keuangannya pada sanksi Barat yang diberlakukan setelah konflik 2011, yang dimulai dengan penindasan brutal terhadap protes damai dan meningkat menjadi konflik yang menarik kekuatan asing dan jihadis global.
Sumber : Kompas TV/France24/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.