ANTAKYA, KOMPAS.TV - Jumlah korban tewas dari gempa berkekuatan 7,8 dan 7,5 di Turki tenggara dan Suriah utara, naik menjadi 33.185 dan terus meningkat karena tim pencari menemukan lebih banyak jenazah korban yang tidak bertahan di bawah reruntuhan.
Rupanya, banyaknya korban gempa juga dipicu oleh sejumlah gedung di Turki yang dibangun di bawah standar. Hingga mudah runtuh saat gempa melanda.
Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag mengatakan, 131 orang sedang diselidiki atas dugaan tanggung jawab mereka dalam pembangunan gedung yang gagal menahan gempa. Meski gempanya kuat, banyak orang di Turki menyalahkan konstruksi bangunan yang salah sebagai salah satu penyebab, karena memperbanyak kehancuran.
Aturan konstruksi Turki saat ini memenuhi standar rekayasa gempa setidaknya di atas kertas, tetapi aturan tersebut jarang ditegakkan. Hal ini menjadi penjelasan mengapa ribuan bangunan runtuh menimpa orang-orang di dalamnya.
Di antara mereka yang dianggap bertanggung jawab adalah dua orang yang ditangkap di provinsi Gaziantep karena dicurigai memotong kolom untuk menambah ruang di sebuah bangunan yang runtuh, kata kantor berita Turki, Anadolu Agency.
Kementerian kehakiman mengatakan tiga orang ditangkap, tujuh lainnya ditahan dan tujuh lainnya dilarang meninggalkan Turki.
Dua kontraktor yang dianggap bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan di Adiyaman ditangkap hari Minggu di Bandara Istanbul ketika mencoba meninggalkan negara itu, lapor kantor berita swasta DHA dan media lainnya.
Baca Juga: Sedih Berubah Menjadi Murka, Banyak Korban Gempa Turki dan Suriah Saksikan Keluarga Meregang Nyawa
Seorang kontraktor yang ditahan, Yavuz Karakus, mengatakan kepada DHA, “Hati nurani saya bersih. Saya membangun 44 bangunan. Empat di antaranya hancur. Saya melakukan segalanya sesuai aturan.”
Tim penyelamat melaporkan menemukan lebih banyak korban selamat di tengah peluang yang semakin panjang. Kamera termal mulai banyak digunakan saat tim penyelamat meminta kesunyian untuk mendengar mereka yang terjebak.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.