WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) tengah melacak balon misterius yang terbang di atas sejumlah lokasi penting negara tersebut.
Pejabat Departemen Pertahanan AS mengaku yakin bahwa balon tersebut sebagai perangkat pengintaian berkemampuan tinggi milik China.
Balon pengintaian itu pun terakhir terlihat di atas negara bagian barat Montana.
Tetapi para pemimpin militer memutuskan untuk tak menembaknya, karena dikahawatirkan puing-puing dari balon itu akan berbahaya jika berjatuhan.
Baca Juga: Kawasan Utara Indonesia Berpotensi Bergejolak Usai Filipina Izinkan Militer AS di 4 Pangkalan
Presiden AS, Joe Biden pun telah mendapatkan pengarahan mengenai situasi terkait dengan balon pengintaian tersebut.
Menurut pejabat pertahanan AS, balon tersebut terbang melewati Kepulauan Aleutian di Alaska dan melewati Kanada, sebelum mencapai kota Billing di Montana, Rabu (1/2/2023).
Sementara itu, pejabat senior lainnya yang meminta anonimitas, menegaskan pemerintah AS sebenarnya sudah menyiapkan jet tempur, termasuk F-22, jika perintah untuk menembak jatuh balon tersebut keluar.
Para pemimpin militer AS, termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan AS, Mark Milley bertemu Rabu (1/2), untuk menilai potensi kemunculan dari balon tersebut.
Tetapi mereka menyarankan agar tak melakukan aksi terhadap balon karena bahaya yang ditimbulkan oleh puing-puing yang bakal menimpa orang-orang jika jatuh.
Meski penduduknya jarang, Montana merupakan salah satu tempat penting di AS.
Daerah tersebut merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di negara itu, yang merupakan Pangkalan Angkatan Udara (AU) Malmstrom.
Para pejabat mengatakan balon pengintaian itu terbang di atas tempat penting tersebut untuk mengumpulkan informasi.
Baca Juga: Kraken Jadi Nama Varian Baru Covid-19, Dikenal sebagai Monster Raksasa dalam Mitologi Skandinavia
Namun, pejabat pertahanan mengatakan tak ada ancaman yang meningkat secara signifikan yang dikompromikan intelijen AS, karena para pejabat tahu persis di mana balon ini dan lewat mana saja.
Ia juga mengatakan tak ada ancaman terhadap penerbangan sipil, karena balon itu secara signifikan berada di ketinggian di atas yang biasa digunakan pesawat komersial.
Pihak China sendiri tak berkomentar atas tuduhan AS.
AS pun dilaporkan telah mengangkat masalah ini dengan pejabat China di baik di Kedutaan Besar di Washington DC dan Beijing.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.