KIEV, KOMPAS.TV - Pembantu presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, Senin (30/1/2023), menyebut Komite Olimpiade Internasional atau IOC, sebagai “promotor perang” setelah badan olahraga tersebut mengatakan sedang mempertimbangkan dan mencari cara agar atlet Rusia dan Belarusia dapat bertanding di Olimpiade
"IOC adalah promotor perang, pembunuhan dan kehancuran. IOC dengan senang hati menyaksikan Rusia menghancurkan Ukraina dan kemudian menawarkan Rusia platform untuk mempromosikan genosida dan mendorong pembunuhan lebih lanjut." kata Podolyak di Twitter.
“Jelas, uang Rusia yang membeli kemunafikan Olimpiade tidak berbau darah Ukraina. Benar, Tuan Bach?” tambahnya, mengacu pada Presiden IOC Thomas Bach.
Pada Minggu (29/1/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memaksakan pandangan bahwa mengizinkan Rusia untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 sama saja dengan menunjukkan bahwa "teror entah bagaimana dapat diterima".
Seperti dilaporkan France24, Zelensky mengatakan dia sudah mengirim surat kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai bagian dari kampanyenya untuk mengeluarkan atlet Rusia dari Olimpiade Paris.
"Upaya Komite Olimpiade Internasional untuk membawa atlet Rusia kembali ke Olimpiade adalah upaya untuk memberi tahu seluruh dunia bahwa teror dapat diterima," kata Zelenskyy dalam video pidato malamnya.
Ia mengatakan tidak mungkin ada netralitas dalam olahraga pada saat atlet negaranya berjuang dan mati dalam perang.
IOC, pada Kamis (26/1/2023), mengabaikan desakan Ukraina untuk melarang atlet Rusia dan Belarusia bertanding pada Olimpiade Paris 2024.
IOC mengatakan jalur partisipasi atlet kedua negara tersebut, Rusia dan Belarusia, harus “dijajaki lebih lanjut”, seperti dilaporkan New York Times, Kamis.
Baca Juga: IOC Tolak Permintaan Zelensky agar Atlet Rusia Dilarang Tampil di Olimpiade
Sementara sebagian besar federasi internasional mengikuti rekomendasi IOC pada Februari lalu untuk melarang atlet Rusia dan Belarusia berpartisipasi dalam pertandingan, setelah serangan Moskow ke Ukraina. Pertanyaan tentang partisipasi atlet kedua negara pada Olimpiade berikutnya pun sudah mengemuka.
Sumber : Kompas TV/France24/New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.