MOSKOW, KOMPAS.TV - Bos kelompok tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengkritik pemerintah Rusia karena tak kunjung memblokir platform berbagi video YouTube. Prigozhin mengeklaim platform perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu dipenuhi konten anti-Rusia.
Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah salah satu sosok komandan penting dalam invasi Rusia ke Ukraina. Kelompok tentara bayarannya bahu-membahu bersama pasukan Rusia dan separatis menggempur Ukraina.
Baca Juga: Youtube Mulai Blokir Kanal Media yang Didanai Negara dan Pemerintah Rusia
Prigozhin menuduh YouTube menjadi sumber "wabah informasi masa kini." Tanpa menyertakan bukti, ia mengklaim 40% video di YouTube "dipolitisasi dan menyasar Rusia."
Lebih lanjut, mengenai alasan YouTube tak kunjung diblokir Kremlin, Prigozhin menyebutnya telah menjadi kebutuhan bagi warga sipil serta lawan politik Putin.
"Mereka yang menentang penutupan YouTube, menurut saya, adalah pengkhianat rakyat dan negaranya, pengkhianat atas generasi pendahulu dan masa depan Rusia," kata Prigozhin via Telegram sebagaimana dikutip The Guardian, Rabu (18/1/2023).
"Mereka tinggal di luar negeri, liburan ke luar negeri, membesarkan anak di luar negeri, menyerukan nilai-nilai agung, tetapi mendukung Barat di setiap kesempatan makan dari itu," lanjutnya.
Baca Juga: Jelang Setahun Invasi Rusia, Ibu Negara Ukraina Serukan ke Pemimpin Dunia: Gunakan Pengaruh Anda!
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.