KATHMANDU, KOMPAS.TV - Duka mendalam mendera Nepal setelah kecelakaan pesawat yang menewaskan 68 orang terjadi, Minggu (15/1/2023).
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal pun mengumumkan Senin (16/1/2023) akan dijadikan sebagai Hari Berkabung Nasional.
Dikutip dari Fox News, Dahal menegaskan pemerintah negara itu akan menyiapkan panel untuk menginvestigasi penyebab pesawat jatuh tersebut.
Baca Juga: Update Kecelakaan Pesawat di Nepal: 68 Orang Tewas, Penyebab Belum Diketahui
Maskapai Yeti Airlines dilaporkan jatuh saat tengah melakukan perjalanan 27 menit ke kota wista Nepal.
Pesawat itu jatuh ke jurang saat mencoba mendarat di bandara yang baru dibuka.
Pesawat tersebut lepas landas dari Kathmandu pada 10.32 pagi waktu setempat, dan sempat melapor pada pukul 10.50 pagi sebelum kemudian jatuh.
“Saya melihat pesawat tersebut bergetar, bergerak ke kiri dan kanan, kemudian tiba-tiba menukik dan jatuh ke jurang,” tutur warga lokal Khum Bahadur Chhetri.
Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, pesawat tersebut membawa 72 orang, yang terdiri dari 68 penumpang, dan empat kru.
Baca Juga: Pesawat yang Membawa 72 Orang Jatuh di Nepal, Sedikitnya 32 Tewas
Selain itu terdapat 15 warga asing di antara penumpang pesawat tersebut, yang terdiri dari lima orang India, empat Rusia, dua orang Korea Selatan dan masing-masing satu dari Irlandia, Australia, Argentina dan Prancis.
Beberapa jam setelah gelap, banyak orang berkerumun di sekitar lokasi kecelakaan dekat bandara di kota resor Pokhara saat petugas penbyelamar menyisir reruntuhan di tepi tebing dan jurang di bawahnya.
Pejabat menangguhkan pencarian empat orang yang hilang dan rencananya pencarian dilakukan Senin.
Sumber : Fox News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.