BEIJING, KOMPAS.TV — China akhirnya melaporkan hampir 60.000 kematian terkait Covid-19 sejak awal Desember pada Sabtu (14/1/2023). Tindakan itu ditempuh menyusul keluhan yang menuding pemerintah China enggan sekaligus gagal merilis data tentang status pandemi Covid-19 negara itu.
Melansir Associated Press, jumlah korban meninggal tersebut meliputi 5.503 kematian akibat gagal napas karena Covid-19 dan 54.435 kematian akibat penyakit lain yang diperparah oleh Covid-19.
Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan kematian itu terjadi di rumah sakit. Pernyataan ini membuka kemungkinan lebih banyak orang juga meninggal di rumah.
Laporan itu akan menggandakan jumlah kematian resmi Covid-19 China menjadi 10.775. Pada 9 Januari 2023, jumlah korban resmi mencapai 5.272.
Pemerintah China berhenti melaporkan data infeksi dan kematian Covid-19 pada awal Desember setelah tiba-tiba mencabut kontrol anti-virus.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan pemerintah lainnya mengimbau Beijing untuk mengungkap informasi lebih lanjut di tengah lonjakan infeksi.
Secara rinci, seperti dilansir Straits Times, Sabtu (14/1), ada total 59.938 kematian terkait Covid-19 antara 8 Desember 2022 hingga 12 Januari tahun ini, kata Jiao Yahui, Kepala Biro Administrasi Medis di bawah Komisi Kesehatan Nasional dalam konferensi pers.
Baca Juga: Tahun Baru Imlek di Tengah Lonjakan Covid-19 di China, Warga Diimbau Tak Pulang ke Rumah Orang Tua
Puncak gelombang infeksi terbaru tampaknya telah berlalu. Ini berdasarkan penurunan jumlah pasien yang mengunjungi klinik demam, kata seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional, Jiao Yahui.
Jumlah harian orang yang pergi ke klinik tersebut mencapai 2,9 juta pada 23 Desember 2022 dan turun 83 persen menjadi 477 ribu pada Kamis (12/1) menurut Jiao.
“Data ini menunjukkan puncak darurat nasional telah berlalu,” kata Jiao dalam konferensi pers.
Usia rata-rata orang yang meninggal sejak 8 Desember 2022 adalah 80,3 tahun, dan 90 persen berusia 65 tahun ke atas, menurut Komisi Kesehatan. Dikatakan, lebih dari 90 persen orang yang meninggal menderita kanker, penyakit jantung atau paru-paru, atau masalah ginjal.
“Jumlah pasien lanjut usia yang meninggal karena penyakit relatif besar, yang menunjukkan bahwa kita harus lebih memperhatikan pasien lanjut usia dan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka,” kata Jiao.
Wen Daxiang, seorang pejabat Komisi Kesehatan Shanghai, mengatakan China akan memperkuat pemantauan kesehatan dan pengelolaan populasi berisiko tinggi.
Dia menambahkan, China akan meningkatkan pasokan obat-obatan dan peralatan medis, serta memperkuat pelatihan pekerja medis akar rumput untuk memerangi Covid-19 di daerah pedesaan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.