JENEWA, KOMPAS.TV - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuding China tidak memberikan data yang sebenarnya soal wabah Covid-19 di negara itu.
WHO pun menyebut apa yang diperlihatkan China tak mewakili tingkat keparahan sebenarnya dari wabah virus Corona tersebut.
Mereka juga mengkritik definisi sempit China tentang apa yang dimaksud dengan kematian akibat Covid-19.
“Kami terus meminta China untuk data yang lebih cepat, reguler dan reliabel tentang rawat inap dan kematian, serta pengurutan virus real-time yang lebih komprehensif,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (4/1/2023), dilansir dari CNN.
Baca Juga: Indonesia Kutuk Ulah Menteri Israel Datangi Masjid Al-Aqsa: Provokasi yang Bisa Picu Ketegangan
“WHO khawatir mengenai risiko kehidupan di China dan menegaskan pentingnya vaksinasi, termasuk dosis booster, untuk melindungi dari rawat inap, penyakit parah dan kematian,” tambahnya.
Direktur Eksekutif Darurat Kesehatan WHO Mike Ryan mengatakan jumlah kasus Covid yang dirilis oleh China tak mewakili dampak sebenarnya dari penyakit tersebut.
Hal itu terkait dengan angka rawat inap rumah sakit dan unit perawatan intensif (ICU), begitu juga dengan angka kematian.
Ia mengakui banyak negara menunjukkan kelambatan dalam melaporkan data rumah sakit, tetapi ia merujuk definisi sempit China tentang kematian akibat Covid-19 sebagai bagian dari masalah tersebut.
China hanya mencantumkan pasien Covid-19 yang meninggal karena kegagalan pernapasan sebagai orang yang meninggal karena Covid.
Baca Juga: Berkah Tahun Baru Taiwan, Rakyatnya Bakal Dapat Rp3 Juta berkat Pertumbuhan Ekonomi
Dalam dua pekan sebelum 4 Januari 2023, China melaporkan kurang dari 20 kematian dari kasus Covid-19 lokal.
Pejabat WHO, yang telah bergulat dengan kontrol ketat China atas akses data selama pandemi, telah menjadi semakin vokal untuk meminta informasi yang bisa dipercaya.
Hal itu karena wabah besar yang melanda kota-kota China setelah dilakukan pelonggaran mendadak terhadap pengendalian Covid-19 pada bulan lalu.
Uni Eropa sendiri mengimbau negara-negara anggotanya untuk memberlakukan syarat negatif Covid-19 kepada para penumpang yang bepergian dari China ke Uni Eropa.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.