TOKYO, KOMPAS.TV - Pemerintah Jepang menawarkan insentif 1 juta yen (Rp119 juta) per orang bagi keluarga yang bersedia meninggalkan kota Tokyo mulai April 2023.
Nominal tersebut naik tiga kali lipat dari yang pernah ditawarkan sebelumnya, yakni 300 yen per kepala.
Menukil The Guardian, setidaknya ada satu dari tiga syarat yang mesti dipenuhi untuk mendaftar program ini
Pertama, mereka mesti bekerja di perusahaan kecil atau menengah di tempat mereka pindah.
Kedua, mereka melanjutkan pekerjaan lama melalui kerja jarak jauh. Ketiga, memulai bisnis baru di tempat mereka pindah.
Baca Juga: Menteri Kesetaraan Gender Jepang Seiko Noda: Di Jepang Perempuan Diremehkan
Time melaporkan, Jepang menggagas program ini guna menghadapi tantangan rendahnya tingkat kelahiran yang dibarengi tingginya harapan hidup.
Pedesaan di negara tersebut dengan cepat mengalami depopulasi ketika kaum muda merantau ke kota untuk mencari pekerjaan.
Daerah-daerah yang ditinggalkan, membuat banyak rumah kosong, berdampak pada menurunnya pemasukan pajak.
Baca Juga: PBB Prediksi Jumlah Penduduk India akan Lebihi China, Indonesia disalip Nigeria dan Pakistan
Data pemerintah Jepang menunjukkan, populasi negara itu mengalami rekor penurunan 644.000 jiwa pada 2020/21. Angka tersebut diprediksi masih akan anjlok dari 125 juta saat ini, menjadi sekitar 88 juta pada 2065.
Di sisi lain, jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun terus bertambah, tetapi angka kelahiran tetap rendah.
Pada 2021, jumlah kelahiran di Jepang hanya 811.604 jiwa, terkecil sejak tahun 1899.
Sebaliknya, angka centenarian (orang berusia di atas 100 tahun-red) melebihi 90.500 jiwa, meroket drasitis sejak tahun 1963 yang saat itu hanya 153 jiwa saja.
Baca Juga: PBB: Jumlah Penduduk Dunia Hari Ini Tembus 8 Miliar
Sumber : The Guardian/Time
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.