Ini juga merupakan kunjungan perdana Ben-Gvir sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dimulai pekan lalu.
Kecaman dari Palestina hingga Teguran dari AS dan PBB
Warga Palestina menganggap kunjungan Ben-Gvir sebagai sebuah provokasi kepada umat muslim.
Perdana Menteri Palestina Mohammaed Shtayyeh mengecam kunjungan tersebut dan menganggapnya sebagai tantangan serius terhadap emosi semua rakyat Palestina.
"Kami menyerukan kepada orang-orang kami yang menggagalkan plot itu di pintu gerbang untuk mengkonfrontir penerobosan yang hendak menjadikan Masjid Al-Aqsa sebagai kuil Yahudi," kata Mohammed Shtayyeh.
"Dan, ini merupakan pelanggaran terhadap semua norma, nilai, perjanjian, hukum internasional, dan komitmen Israel kepada presiden Amerika,” ucapnya.
Selain Palestina, Uni Emirat Arab (UEA) beserta Maroko yang menjalin hubungan dipolmatik dengan Israel pada 2020 silam, sama-sama menentang kunjungan Ben-Gvir.
Baca Juga: Sah! Majelis Umum PBB Bawa Masalah Pendudukan Ilegal Israel atas Palestina ke Mahkamah Internasional
Sekertaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan bahwa perubahan status quo situs suci Yerusalem tidak dapat diterima.
Mengacu status quo lama, situs suci Yerusalem hanya boleh dikunjing non-Muslim pada waktu-waktu tertentu, tetapi tetap ada pelarangan berdoa di sana.
Adapun, Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price mengatakan AS sangat prihatin dengan kunjungan Ben-Gvir, yang dapat memprovokasi kekerasan.
Melansir Times of Israel, kecaman atas kunjungan Ben-Gvir juga diserukan oleh Turki, Qatar, Bahrain, Prancis, Britania Raya, hingga Jerman.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.