KAIRO, KOMPAS.TV - Sebuah sarkofagus kuno yang dijarah pada masa lalu akhirnya dikembalikan oleh Amerika Serikat (AS) di ke Mesir pada Senin (2/1/2023). Merujuk laporan Associated Press, sarkofagus itu sempat lama dipamerkan di Museum Ilmu Pengetahuan Alam di Houston, AS.
Repatriasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Mesir untuk menghentikan perdagangan barang antik curiannya. Pada 2021 lalu, pihak berwenang di Kairo mengeklaim telah mendapatkan kembali 5.300 artefak Mesir Kuno yang sempat dicuri, dari seluruh dunia.
Mostafa Waziri, pejabat tinggi di Dewan Tertinggi Purbakala, mengatakan sarkofagus yang dikembalikan oleh AS berasal dari Periode Dinasti Akhir Mesir kuno, sebuah era yang mencakup penguasa Firaun terakhir dari 664 SM, hingga pemerintahan Alexander Agung pada 332 SM.
Baca Juga: Pemburu Belah Perut Buaya, Temukan Benda Antik Berusia 5.000 Tahun
Memiliki tinggi nyaris 3 meter (9,5 kaki) dengan permukaan atas yang dicat cerah, sarkofagus tersebut diperkirakan milik seorang pendeta kuno bernama Ankhenmaat, meskipun beberapa prasasti di atasnya telah dihapus, kata Waziri.
Penyerahan itu terjadi lebih dari tiga bulan setelah Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan menetapkan benda antik tersebut dijarah dari Abu Sir Necropolis, utara Kairo. Sarkofagus tersebut diselundupkan melalui Jerman ke Amerika Serikat pada 2008, demikian menurut Jaksa Distrik Manhattan Alvin L. Bragg.
"Peti mati yang menakjubkan ini diperdagangkan oleh jaringan yang terorganisir dengan baik yang telah menjarah barang antik yang tak terhitung jumlahnya dari wilayah tersebut," kata Bragg saat itu.
"Kami senang bahwa benda ini akan dikembalikan ke Mesir, di mana ia seharusnya berada," imbuh dia.
Baca Juga: Saat Arkeolog Israel Gali Makam Bidan Yesus, Ini yang Mereka Temukan
Bragg mengatakan jaringan yang sama telah menyelundupkan peti mati berlapis emas keluar dari Mesir yang ditampilkan di Museum Metropolitan New York.
Museum membeli karya tersebut dari dealer seni di Paris pada 2017 seharga USD4 juta, sebelum akhirnya dikembalikan ke Mesir pada 2019.
Sumber : Kompas TV/AP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.