PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mempresentasikan tujuannya untuk meningkatkan kekuatan militernya tahun depan pada pertemuan pejabat tinggi politik. Peristiwa ini dilaporkan Kantor Berita Korea Selatan KCNA pada Rabu (28/12/2022). Dalam pertemuan ini, dia mengindikasikan akan melanjutkan unjuk senjata yang provokatif.
Pernyataan Kim muncul ketika permusuhan dengan saingannya, Korea Selatan, semakin meningkat tajam minggu ini.
Sebelumnya Korea Selatan menuduh Korea Utara menerbangkan pesawat tak berawak melintasi perbatasannya untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Tahun ini, Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal dalam upaya untuk memodernisasi persenjataannya.
Kim menetapkan tujuan utama mereka adalah untuk memperkuat kemampuan pertahanan mandiri yang akan didorong maju pada tahun 2023, di bawah situasi yang berubah secara multilateral. Hal ini diberitakan oleh KCNA, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: Kabar Terkini Kim Jong Un: Sukses Kembangkan Senjata Baru, Diuji Coba Kamis Kemarin
Beberapa pengamat mengatakan tujuan baru itu mungkin terkait dengan dorongan Kim untuk memperluas persenjataan nuklirnya dan memperkenalkan serentetan sistem senjata berteknologi tinggi seperti rudal multi-hulu ledak, senjata jarak jauh yang lebih gesit, satelit mata-mata, dan drone canggih.
Mereka mengatakan Kim pada akhirnya akan bertujuan untuk menggunakan kemampuan nuklirnya yang ditingkatkan untuk memaksa Korea Selatan menerima Korea Utara sebagai negara nuklir yang sah. Status ini menurutnya penting untuk mencabut sanksi internasional terhadap negaranya.
Pada hari Senin, militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dan meluncurkan jet tempur dan helikopter, setelah mendeteksi lima drone Korea Utara yang melanggar wilayah udara Korea Selatan. Korea Selatan juga menerbangkan alutsista pengawasannya sendiri, yang kemungkinan mengacu pada drone tak berawak. Alutsista ini melintasi perbatasan ke Korea Utara sebagai tanggapan.
Baca Juga: Kim Jong Un Paksa Rakyat Korea Utara Ganti Nama dengan Arti Partriotik, jika Tidak, Hukuman Menanti
Militer Korea Selatan mengatakan gagal menembak jatuh drone dan meminta maaf kepada publik karena menimbulkan masalah keamanan. Presiden Yoon Suk Yeol menyerukan pertahanan udara yang kuat dan drone siluman berteknologi tinggi untuk memantau Korea Utara dengan lebih baik.
Beberapa ahli mengatakan penerbangan pesawat tak berawak Korea Utara mungkin dirancang untuk menguji kesiapan Korea Selatan dan AS, serta untuk menetralisir perjanjian pengurangan ketegangan antar kedua Korea yang disepakati sebelumnya.
Sumber : The Associated Press, KCNA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.