MOSKOW, KOMPAS.TV – Seorang anggota parlemen Rusia mendesak agar Presiden Vladimir Putin dituntut secara hukum. Gara-garanya, Presiden Rusia itu keseleo lidah menyebut konflik di Ukraina sebagai ‘perang’, alih-alih menggunakan istilah resmi yang telah ditetapkan Moskow.
Melansir The Moscow Times, Sabtu (24/12/2022), dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (22/12) lalu, Putin menyebut Rusia hendak ‘mengakhiri perang ini’ sesegera mungkin, mengacu pada konflik di Ukraina.
Para pejabat di Moskow biasanya merujuk konflik di Ukraina sebagai ‘operasi militer khusus’ sesuai undang-undang yang disahkan beberapa waktu lalu. Undang-undang itu mengkriminalisasi apa dan siapa pun yang dinilai oleh pihak berwenang sebagai deskripsi menyesatkan tentang intervensi Rusia di Ukraina 10 bulan belakangan.
“Vladimir Putin menyebut perang sebagai ‘perang’, tetapi tidak ada keputusan untuk mengakhiri operasi militer khusus dan tidak ada perang yang diumumkan," tulis Nikita Yuferev, seorang anggota parlemen dari St Petersburg, di akun media sosialnya, Kamis (22/12).
"Ribuan orang telah dikecam karena menggunakan kata-kata semacam itu tentang perang. Saya mengirimkan permohonan kepada pihak berwenang agar Putin dapat merasakan keadilan karena menyebarkan ‘berita palsu’ tentang tentara,” imbuhnya.
Ia juga mengunggah gambar dokumen yang menunjukkan keluhan yang ditujukan pada jaksa agung dan menteri dalam negeri Rusia.
Pengadilan di Moskow bulan ini menghukum politisi oposisi Ilya Yashin 8,5 tahun penjara gara-gara menyebarkan ‘berita palsu’ tentang serangan Rusia di Ukraina. Sejauh ini, Yashin jadi pejabat tertinggi yang dihukum di bawah undang-undang Rusia yang baru itu.
Anggota dewan Moskow lainnya, Alexei Gorinov, dihukum 7 tahun penjara pada Juli lalu lantaran menentang perang di Ukraina.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.