WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pertukaran tahanan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dengan Rusia dicela oleh eks Presiden AS, Donald Trump.
Biden melakukan pertukaran tahanan dengan memberikan pedagang senjata yang dijuluki "Saudagar Kematian", Viktor Bout kepada Rusia.
Sedangkan Rusia memulangkan pebasket perempuan Brittney Griner, yang sempat ditahan karena tertangkap membawa narkoba.
Langkah Biden itu pun banyak dikritik, baik oleh sekutu mau pun oposisinya.
Baca Juga: Tak Ada Korban Selamat pada Ledakan Apartemen Jersey, Operasi Pencarian Dihentikan
Salah satunya adalah Trump, yang kerap mencela kebijakan Biden.
Di akun media sosialnya, Truth, Trump menegaskan ia sebenarnya memiliki kesempatan menukar Bout dengan marinir AS, Paul Whelan yang ditangkap dengan tuduhan spionase.
Namun, ia memilih untuk tak melakukannya karena menganggap melepaskan Bout akan berbahaya.
“Saya menolak kesepakatan Rusia untuk pertukaran dari sosok yang disebut Saudagar Kematian dengan Paul Whelan,” tulis Trump dikutip dati Newsweek.
“Saya tak akan membuat kesepakatan untuk seratus orang dengan imbalan seseorang yang telah membunuh banyak orang karena perdagangan senjatanya. Saya bisa saja mengeluarkan Paul, namun saya akan melakukannya dengan sejumlah besar sandera lainnya,” lanjut miliuner tersebut.
Trump pun menegaskan pertukaran Griner dan Bout merupakan sesuatu yang buruk dan gila.
Menurutnya, jika skenario itu terjadi di masa kepemimpinannya, semua akan berlangsung dengan cepat.
Baca Juga: Atlet NBA Ditukar dengan 'Dewa Perang' Rusia, Kebijakan Joe Biden Dipertanyakan Sekutu dan Oposisi
“Pertukaran dengan Griner sangat gila dan buruk,” tulis Trump.
“Hal itu terjadi saat bukan dalam kepemimpinan saya, tetapi jika terjadi saat itu, saya akan bisa mengeluarkannya dengan cepat,” lanjutnya.
Griner ditangkap oleh pihak Rusia sepekan sebelum mereka melakukan serangan ke Ukraina.
Ia ditangkap di Bandara Internasional Sheremetyevo di Khimki, setelah dituduh memiliki vape yang berisi minyak ganja, barang ilegal di Rusia.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.