BERLIN, KOMPAS.TV - Jerman dikejutkan dengan operasi besar-besaran yang berujung penangkapan 25 tersangka terkait dugaan plot kudeta yang direncanakan kelompok ekstrem kanan, Rabu (7/12/2022). Muncul dugaan bahwa kelompok ini sempat menjalin kontak dengan pejabat Rusia untuk bernegosiasi.
Melansir Associated Press, Kejaksaan Federal Jerman melaporkan bahwa kelompok yang diduga akan melakukan kudeta itu telah mengontak pejabat-pejabat Rusia. Tujuannya untuk menegosiasikan tatanan Jerman baru usai pemerintah dimakzulkan.
Otoritas Jerman menyebut kontak ke pejabat Rusia dilakukan oleh salah satu pemimpin gerakan makar tersebut, Heinrich XIII P.R. Menurut laporan media Jerman, Der Spiegel, Heinrich merupakan seorang ningrat yang cukup terkenal di Jerman.
Selain Heinrich, salah satu kelompok makar yang diduga terkait gerakan ekstrem kanan Reichsburger tersebut adalah Ruediger v.P., bekas anggota pasukan terjun payung Jerman.
Baca Juga: Geger Rencana Kudeta Bersenjata di Jerman, 25 Orang Ditangkap, Diduga Berencana Serbu Parlemen
Dari 25 tersangka yang ditangkap terkait plot kudeta, salah satunya adalah warga Rusia bernama Vitalia B. Vitalia diduga membantu Heinrich dalam menjalin komunikasi dengan pejabat-pejabat Moskow.
Selain menangkap 25 tersangka, otoritas Jerman melaporkan bahwa 27 orang lain tengah diperiksa sehubungan dugaan kudeta. Mereka diduga berencana menerjunkan kelompok bersenjata untuk menyerang gedung parlemen Jerman.
Kedutaan Besar Rusia di Berlin sendiri telah merilis pernyataan terkait isu kontak gerakan makar Jerman dengan pejabat Rusia. Moskow menyebut misi diplomatiknya tidak berkomunikasi dengan representatif gerakan makar.
"Kedutaan Besar Rusia di Jerman menyatakan fakta bahwa institusi diplomatik dan kekonsuleran Rusia di Jerman tidak menjalin komunikasi dengan representatif kelompok teroris atau kelompok ilegal lain," demikian tulis pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Jerman dikutip TASS.
Otoritas Jerman sendiri menyebut bahwa, sejauh ini, belum ada indikasi pihak Rusia merespons positif upaya kontak dari kelompok ekstrem kanan perencana kudeta.
Menteri Kehakiman Jerman Marco Buschmann mendeksripsikan operasi yang merespons dugaan kudeta ini sebagai "operasi anti-teroris." Ia menyebut para tersangka dicurigai merencanakan serangan dengan kelompok bersenjata ke institusi negara Jerman.
Seorang pejabat tinggi Jerman menyebut kelompok makar itu "didorong oleh fantasi kudeta penuh kekerasan dan ideologi-ideologi konspirasi."
Menurut Kejaksaan Jerman, usai menyerbu parlemen, kelompok tersebut berencana membentuk pemerintahan transisi yang akan menegosiasikan bentuk negara baru Jerman dengan pihak-pihak yang memenangkan Perang Dunia Kedua, pertama-tama dengan Federasi Rusia.
Baca Juga: Profil Kelompok yang Diduga Rencanakan Kudeta di Jerman: Tolak Konstitusi, Mau Bangkitkan Kekaisaran
Sumber : Associated Press/TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.