WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat menyebut Rusia menembakkan rudal jelajah nuklir yang tidak berhulu ledak ke sasaran di Ukraina untuk menguras stok pertahanan udara Ukraina, kata seorang pejabat senior militer AS, Selasa, (29/12/2022) seperti laporan Straits Times, Rabu, (30/11/2022).
Pejabat yang menolak disebutkan namanya itu ditanyai tentang penilaian 26 November oleh intelijen militer Inggris yang mengatakan Rusia "kemungkinan" mengeluarkan hulu ledak nuklir dari rudal jelajah dan menembakkan amunisi tak bersenjata ke Ukraina.
Pembaruan intelijen itu mengutip citra sumber terbuka yang menunjukkan puing-puing rudal jelajah yang diluncurkan dari udara yang ditembakkan ke Ukraina, yang tampaknya dirancang tahun 1980-an sebagai sistem rudal nuklir.
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan sebuah pemberat mungkin menggantikan hulu ledak, sebuah sistem yang masih akan menghasilkan kerusakan melalui energi kinetik rudal dan bahan bakar yang tidak terpakai.
Ditanya tentang pernyataan tersebut, pejabat militer AS mengatakan kepada wartawan Pentagon, “Ini pasti sesuatu yang mereka coba lakukan untuk mengurangi dampak dari sistem pertahanan udara yang digunakan Ukraina.”
Baca Juga: NATO Kembali Janjikan Ukraina Jadi Anggota di Masa Depan, Kini Genjot Bantuan Hadapi Musim Dingin
Ini adalah komentar pertama dari seorang pejabat AS tentang penilaian tersebut.
Pentagon mengatakan serangan rudal Rusia di Ukraina sebagian dirancang untuk menghabiskan pasokan pertahanan udara Kyiv dan akhirnya untuk mencapai dominasi dirgantara di atas Ukraina.
Oleh karena itu, Amerika Serikat dan sekutu lainnya berfokus pada penyediaan pasokan pertahanan udara untuk Ukraina. Mulai dari sistem warisan era Soviet hingga sistem Barat yang lebih modern.
Seorang pejabat senior pertahanan AS, juga berbicara dengan syarat anonim dalam pengarahan hari Selasa, mengakui sistem pertahanan rudal Patriot adalah salah satu dari banyak kemampuan pertahanan udara yang dipertimbangkan untuk membantu Kiev melindungi diri dari rudal Rusia.
Amerika Serikat menyediakan berbagai kemampuan pertahanan udara ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Nasam serta lebih dari 1.400 sistem anti-pesawat Stinger dan kontra-artileri dan radar pengawasan udara.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.