HONOLULU, KOMPAS.TV — Gelombang berwarna jingga, lahar pijar, dan abu berasap menyembur dari gunung berapi aktif terbesar di dunia, Mauna Loa, Senin (28/11/2022). Warga yang tinggal di Pulau Besar Hawaii diperingatkan untuk bersiap-siap seandainya puing-puing gunung meletus yang bisa mengancam nyawa mereka.
Letusan Mauna Loa saat ini belum mengancam kota-kota, tetapi para pejabat mengatakan kepada penduduk untuk bersiap menghadapi situasi yang lebih buruk.
Banyak yang belum berada di sana saat Mauna Loa terakhir meletus 38 tahun lalu. Survei Geologi AS (USGS) memperingatkan sekitar 200.000 orang di Pulau Besar bahwa letusan bisa sangat dinamis, dan lokasi serta aliran lava dapat berubah dengan cepat.
Penduduk yang telah lama tinggal di Pulau Besar, Bobby Camara, mengatakan semua orang di seluruh pulau harus waspada dan memantau letusan tersebut.
"Saya pikir semua orang harus sedikit khawatir," katanya. "Kami tidak tahu ke mana aliran itu pergi, kami tidak tahu berapa lama itu akan berlangsung."
Baca Juga: 26 Agustus 1883: Krakatau Meletus, 30 Ribu Kali Lebih Dahsyat dari Bom Hiroshima
Dia berkata dia telah melihat tiga letusan Mauna Loa dalam hidupnya dan tahu bahwa orang harus cepat bersiap-siap.
Letusan dimulai Minggu larut malam setelah serangkaian gempa bumi yang cukup besar, kata Ken Hon, ilmuwan yang bertanggung jawab di Observatorium Gunung Api Hawaii.
Ada lonjakan pembangunan di Pulau Besar dalam beberapa dekade terakhir — populasinya meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 92.000 pada tahun 1980.
Kota-kota terbesar di pulau itu adalah Kailua-Kona di sebelah barat gunung berapi, yang berpenduduk sekitar 23.000 orang, dan Hilo di sebelah timur, dengan sekitar 45.000 orang. Para pejabat paling mengkhawatirkan beberapa subdivisi yang berada sekitar 30 mil di selatan gunung berapi, yang menampung sekitar 5.000 orang.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.