PYONGYANG, KOMPAS.TV - Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memprovokasi Amerika Serikat (AS) dengan menyebut 'anjing penakut'.
Kim menyamakan AS dengan anjing yang menyalak karena ketakuan setelah mengutuk uji coba rudal balistik intercontinental (ICBM) Korea Utara pada Pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Pada pertemuan Selasa (22/11/2022), AS dan 13 negara lainnya memperkenalkan pernyataan bersama meminta agar ada tindakan hukuman dari Dewan Keamanan PBB.
Mereka juga mendesak Pyongyang untuk meninggalkan program senjata tanpa hukumnya dengan sikap yang lengkap, tak dapat diubah dan bisa diverifikasi.
Baca Juga: Mengerikan, Kim Jong-Un Janjikan Perang Nuklir untuk Hadapi Ancaman AS
Kim menyebut langkah tersebut sangat menjijikan, dan menegaskan upaya itu sebagai serangan tak adil terhadap negaranya.
“Itu sangat menggelikan, setelah pertemuan terbuka DK PBB berakhir, AS tak bisa menyembunyikan rasa tak nyamannya,” pernyataan Kim Yo-jong yang dikutip dari NK News.
Kim menambahkan AS telah mengeluarkan tenaganya karena tak mencapai upaya tidak murninya dengan mengajak kelompok yang disebutnya sampah, termasuk Inggris, Prancis, Australia, Jepang dan Korea Selatan untuk mengumumkan pernyataan bersama.
“Yang bahkan menjijikan untuk didengar. Dari adegan ini, saya hanya bisa menyamakannya (AS) dengan anjing yang menyalak ketakutan,” tambah Kim Yo-jong.
Kim menghardik pertemuan Dewan Keamanan PBB telah berlaku tak adil dengan hak Korea Utara untuk mempertahankan diri.
Mereka berargumen Dewan Keamanan PBB telah membuat standar ganda dengan mengkritik peluncuran rudal Korea Utara, tapi menutup mata atas latihan militer AS dan Korea Selatan yang disebutnya berbahaya.
Juga atas peningkatan persenjataan yang dilakukan mereka dan menjadikan Korea Utara sebagai target.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Harian di China Tembus Rekor, 31.444 Orang Terinfeksi dalam Satu Hari
Kim juga mengkritik dengan apa yang disebutnya sebagai provokasi politik berbahaya yang berusaha membawa situasi di semenanjung Korea memasuki fase krisis yang baru.
Juga karena pelanggaran kekerasan terhadap otonomi Korea Utara.
“Kami tak mentolerir siapa pun yang mengganggu kami atas hak untuk melindungi keamanan negara kami, dan akan merespons dengan cara yang keras pada akhirnya,” tutur Kim.
Ia juga memperingatkan AS bahwa akan ada krisis keamanan yang lebih mematikan jika Washington terobsesi dengan melakukan aktivitas bermusuhan, dan mencoba melucuti Korea Utara.
Sumber : NK News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.