BEIJING, KOMPAS.TV - Selama akhir pekan hingga Minggu (20/11/2022), sebagian besar Beijing ditutup dan menjadi seperti kota hantu. Hal ini dikarenakan kasus Covid-19 terus melonjak di ibu kota China ini, bahkan ketika negara itu melaporkan kematian Covid-19 pertamanya sejak Mei.
Seperti dilansir Straits Times, Minggu (20/11/2022), pejabat kota Beijing pada hari Jumat lalu telah mendesak warga untuk tinggal di rumah agar kota "tenang", tetapi menyerahkan kepada masing-masing distrik untuk memutuskan tindakan pengendalian apa yang akan diterapkan.
Hal ini mengakibatkan penegakan aturan yang tidak merata di seluruh kota, dengan beberapa daerah mengeluarkan larangan makan malam pada hari Jumat malam sementara yang lain masih diizinkan beroperasi sepanjang akhir pekan.
Sementara penguncian terus berlanjut di beberapa daerah pemukiman, namun skalanya lebih kecil dan hanya menargetkan bangunan dengan kasus positif dan blok yang berdekatan.
Pada hari Minggu, China melaporkan 24.215 kasus Covid-19 yang ditularkan secara lokal, 22.011 di antaranya tidak menunjukkan gejala.
Dari jumlah tersebut hampir 8.400 kasus berasal dari Provinsi Guangdong, di mana ada wabah sedang berlangsung, dan lebih dari 4.500 dari kota Chongqing di Cina barat daya. Ada 516 kasus di Beijing.
Kota itu juga melaporkan kematian terkait Covid pada hari Minggu, seorang pria berusia 86 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Ditan di Beijing dengan infeksi paru-paru dan beberapa kondisi medis yang mendasarinya, kata pejabat kesehatan setempat, termasuk hipertensi kronis dan penyakit otak degeneratif.
Baca Juga: Beijing Murka Washington Usik Deal Pelabuhan Hamburg: Itu Bisnis China dan Jerman, AS Tak Punya Hak!
Kondisinya memburuk pada hari Sabtu dan upaya resusitasi tidak berhasil, kata Jin Ronghua, wakil kepala Rumah Sakit Ditan.
Wabah saat ini terbukti menjadi ujian bagi peraturan baru yang dirilis oleh otoritas kesehatan tertinggi China pada 11 November.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional, pejabat lokal didorong untuk meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari dengan melakukan penguncian yang lebih terarah dan mencegah penutupan sekolah secara sewenang-wenang hanya karena beberapa kasus.
Tetapi banyak pemerintah daerah, termasuk kotamadya Beijing, merasa kesulitan untuk mengimbangi peraturan baru dengan kebijakan nol-Covid yang menyampingkan, dan menekankan penghapusan kasus Covid-19 di masyarakat.
Sementara strategi pengujian, lacak, dan isolasi China berhasil pada hari-hari awal Covid-19, varian Delta dan Omicron yang sangat menular membebani sistem tidak seperti sebelumnya.
Sejak penguncian pusat keuangan Shanghai yang berlangsung hampir tiga bulan, serta berbagai penguncian kilat di daerah lain, perekonomian menjadi kehilangan tenaga.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.