KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Malaysia menggelar pemilihan umum pada Sabtu (19/11/2022), setelah setahun instabilitas politik di negara itu.
Pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim dan dan mantan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad, akan bersaing dengan PM Ismail Sabri Yaakob untuk membentuk pemerintahan baru.
Saat pemilu empat tahun lalu, korupsi menjadi isu utama. Sejak itu, tiga perdana menteri telah memerintah Malaysia.
Kini isu ekonomi dan meningkatnya biaya hidup, berkemungkinan akan menjadi medan pertempuran utama.
Baca Juga: Malaysia Bersikap Keras, Desak ASEAN Kedepankan Konsensus 5 Poin saat Berurusan dengan Myanmar
Sementara itu, perubahan iklim berpotensi menjadi pengganggu setelah hujan deras berminggu-minggu di Malaysia yang menghambat kampanye untuk pemilu di separuh negara.
Hujan deras diperkirakan akan terjadi pada hari pemungutan suara dan dapat mengurangi jumlah pemilih.
Tetapi para pejabat menegaskan pemilihan akan tetap berlangsung, hujan atau cerah.
PM Ismail Sabri Yaakob, yang baru berkuasa tahun lalu, bertekad memenangi mandat yang lebih kuat, meski masyarakat marah terhadap cara pemerintahannya menangani pandemi.
Barisan Nasional, koalisi partai politik sayap kanan yang beranggotakan partai dominan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang mendukung sang PM, telah berjanji akan memprioritaskan stabilitas ekonomi.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.