BANGKOK, KOMPAS.TV - Konferensi Tingkat Tinggi tahunan para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik atau KTT APEC, dimulai hari ini, Jumat (18/11/2022), di Bangkok, Thailand. Pertemuan tersebut akan berfokus pada penanganan harga pangan dan energi yang melonjak pasca pandemi Covid dan akibat perang Rusia-Ukraina.
Para pemimpin APEC juga membahas upaya untuk mewujudkan pertumbuhan kawasan Asia-Pasifik yang inklusif dan berkelanjutan.
Peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Korea Utara yang jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang pada Jumat pagi, kemungkinan juga akan menarik perhatian pada KTT APEC, seperti dilaporkan Kyodo.
KTT APEC yang akan berlangsung selama dua hari.
Para pemimpin APEC diharapkan dapat mengatasi masalah perubahan iklim, serta memfasilitasi perdagangan dan investasi yang bebas, adil, dan berkelanjutan.
Sementara itu, masih belum jelas apakah para pemimpin APEC dapat mengeluarkan sebuah deklarasi bersama di akhir KTT, mengingat adanya keretakan dalam forum tersebut terkait agresi Rusia ke Ukraina.
Negara-negara Barat mengecam Rusia, tetapi beberapa negara anggota APEC, seperti China, memilih untuk tidak memberikan sanksi kepada Moskow.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pamit Bertolak ke Bangkok Untuk KTT APEC
Namun, di luar persoalan itu, para pemimpin APEC diperkirakan akan menyepakati isu-isu seperti mempromosikan perdagangan dan investasi yang bebas dan adil.
Mereka juga diharapkan akan menemukan titik temu tentang pentingnya transisi ke energi bersih sambil pada saat yang bersamaan, memastikan keamanan energi.
Sehari sebelum pembukaan KTT APEC, para menteri dari 21 anggotanya menyambut baik Tujuan Bangkok, yakni dokumen hasil yang berisi strategi pertumbuhan kawasan pascapandemi Covid-19 yang merupakan prakarsa pemerintah Thailand yang juga memuat upaya untuk mengatasi masalah lingkungan dan iklim.
Para menteri APEC berjanji akan mendesak para pemimpin APEC untuk mendukung tujuan tersebut pada pertemuan tingkat tinggi.
Terlepas dari perbedaan sikap terkait krisis Ukraina di antara anggota ekonomi APEC, termasuk Jepang, Amerika Serikat dan Rusia, para pemimpin berencana untuk mengadopsi "Tujuan Bangkok" untuk konsep Bio-Circular-Green Economy.
Para pemimpin APEC juga dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) pada Jumat.
ABAC adalah satu-satunya dewan penasehat resmi dari kalangan sektor swasta yang berfungsi sebagai sarana konsultasi para pemimpin APEC yang anggotanya berasal dari 21 entitas ekonomi yang berpartisipasi dalam APEC.
Baca Juga: Xi Jinping di KTT APEC Tolak Upaya Kobarkan Perang Dingin Baru: Asia Pasifik Bukan Mainan Siapa pun
Para anggota ABAC dari Jepang telah menyerahkan proposal kepada Perdana Menteri Fumio Kishida yang kemudian akan diserahkan kepada para pemimpin Asia-Pasifik, sebelum keberangkatannya ke Asia Tenggara.
Proposal itu berisi desakan untuk merumuskan rencana transisi energi yang ambisius dan praktis menuju ekonomi rendah karbon berdasarkan kebutuhan pertumbuhan ekonomi, ketahanan energi dan dekarbonisasi di antara anggota forum.
Pertemuan APEC akan menjadi KTT yang terakhir dari serangkaian pertemuan puncak di Asia Tenggara, seperti KTT ASEAN di Phnom Penh dan KTT G20 di Bali, bersama dengan sejumlah pembicaraan bilateral dan trilateral di sela-sela kedua KTT itu.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menghadiri KTT APEC di Bangkok, menggantikan Presiden Joe Biden.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT APEC. Ia juga tidak menghadiri KTT G20 di Bali yang berakhir pada Rabu (16/11/2022) lalu.
APEC adalah kelompok regional yang mewakili sekitar setengah dari perdagangan global dan 60 persen ekonomi dunia.
APEC memiliki 21 negara anggota, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia , Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Sumber : Kompas TV/Kyodo/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.