G20, yang mencakup negara-negara mulai dari Brasil hingga India, Arab Saudi, dan Jerman, menyumbang lebih dari 80 persen produk domestik bruto dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasinya.
Tanda positif menjelang KTT adalah pertemuan bilateral tiga jam antara Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping di mana kedua pemimpin berjanji untuk lebih sering berkomunikasi meskipun banyak perbedaan.
Pertemuan hari Senin adalah pertama kalinya keduanya bertemu langsung sejak Biden menjadi presiden, yang tampaknya menandakan peningkatan hubungan antara negara adidaya setelah spiral menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Perang Ukraina dan lonjakan inflasi global membayangi KTT, pertama kali pertemuan diadakan sejak invasi Rusia ke tetangganya pada Februari.
Serangan tersebut memicu seruan dari beberapa pemimpin Barat untuk memboikot KTT dan menarik undangan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Indonesia menolak, menolak untuk menarik undangan Putin, dan juga menolak apa yang dikatakan sumber Indonesia sebagai tekanan dari negara-negara G-7 untuk mengutuk Rusia di KTT minggu ini.
Baca Juga: Sengitnya Perundingan KTT G20 Susun Pernyataan Bersama Para Pemimpin, Ukraina jadi Penghalang
Rusia mengatakan Putin terlalu sibuk untuk menghadiri KTT, kemudian digantikan oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Lavrov menolak laporan kantor berita pada hari Senin bahwa dia telah dibawa ke rumah sakit di Bali karena penyakit jantung dan hadir pada pertemuan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky rencananya berpidato di KTT melalui tautan video, menurut tweet duta besar Uni Eropa di Indonesia.
Komunike bersama G20, yang perlu disetujui oleh semua pihak, tampaknya tidak mungkin, dengan Indonesia malah mendorong deklarasi para pemimpin, kata sumber-sumber diplomatik.
Namun, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan ada kesepakatan di antara para pejabat pada komunike teks pada Senin malam, yang dia gambarkan sebagai "positif".
Para pemimpin G20 akan mengecam penggunaan, atau ancaman apa pun untuk menggunakan, senjata nuklir, menurut draf awal dikutip Straits Times, namun komunike semacam itu perlu mendapat persetujuan setiap pemimpin.
Pertemuan para menteri G20 gagal menghasilkan komunike bersama karena ketidaksepakatan antara Rusia dan anggota lainnya mengenai bahasa, termasuk bagaimana menjelaskan perang di Ukraina.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak hari Selasa, (15/11/2022) mengatakan rezim Putin akan mendengar suara penentangan global atas tindakannya. Sunak akan meminta G-20 untuk tindakan terkoordinasi untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi dan meningkatnya biaya hidup setelah invasi Rusia, kata pemerintahnya.
Sumber : Kompas TV/Sekretariat Presiden/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.