NUSA DUA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan bilateral hari Senin, 14 November 2022 di sela KTT G20, meresmikan kesepakatan dagang senilai 4,4 miliar dollar AS atau 68,4 triliun, seperti dinyatakan secara tertulis Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Lalu M. Iqbal, Senin (14/11/2022).
Seperti laporan Kontan hari Senin, nilai itu datang dari dua kesepakatan bisnis senilai US$ 3,2 miliar infrastruktur jalan tol dan US$ 1,2 miliar pembangunan bus listrik atau total US$ 4,4 miliar.
Kesepakatan memproduksi bus listrik ini dilakukan oleh pabrikan bus listrik Karsan dari Turki dengan PT. Schahmindo Perkasa (Credo Group)
Kesepakatan kedua adalah antara PT Hutama Karya dengan kontraktor asal Turki, ERG Insaat. Kontraktor Turki ini sepakat untuk melakukan pembangunan di ruas jalan tol Trans Sumatra.
Penandatanganan antar dunia usaha tersebut disaksikan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu di Bali.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Lalu M. Iqbal dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, "Ada sejumlah kesepakatan penting antar dunia usaha yang selama ini kita dorong dan sudah dalam proses finalisasi. Namun baru dua kesepakatan ini yang sudah siap ditandatangani," kata Dubes Lalu M Iqbal yang hadir pada penandatanganan kesepakatan di Bali tersebut.
Sementara itu di bidang pemerintahan, kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki yang ditandatangani antara lain penandatanganan kerjasama di bidang pertahanan, kerjasama lingkungan hidup, kerjasama kehutanan, kerjasama riset teknologi dan inovasi, serta kerjasama bantuan kerjasama pembangunan.
Baca Juga: Momen Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Tiba di Bali untuk Hadiri KTT G20
Terkait KTT G20 Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Turki yang terus berkontribusi agar G20 tetap dapat bekerja. “Terima kasih atas kehadirannya di KTT G20. Bagi Indonesia, G20 harus dapat menghasilkan kerja sama konkret,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari Sekretariat Kabinet.
Sebagai dua pemimpin dunia yang sama-sama menaruh perhatian kepada upaya penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, kedua presiden juga bertukar pikiran mengenai apa yang dapat dilakukan bersama untuk mencari solusi damai dan untuk mencegah dampak negatifnya secara global, khususnya terhadap keamanan pangan dan energi.
Terkait hubungan bilateral, Presiden Jokowi mendorong kedua negara terus mengupayakan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif CEPA, yang didalamnya mencakup kesepakatan perdagangan besar, memintanya segera diselesaikan.
“Kita harus instruksikan kepada para perunding agar hambatan yang ada segera dicarikan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak dan perjanjian segera dirampungkan,” ucap Presiden Jokowi.
Kedua Presiden juga mencatat kemajuan dalam hubungan bilateral kedua negara dengan telah ditandatanganinya sejumlah perjanjian strategis antar pemerintah maupun antar pelaku usaha.
Beberapa perjanjian antara pemerintah yang ditandatangani para Menteri sesaat sebelum pertemuan kedua Presiden tersebut meliputi perjanjian di bidang pertahanan, kehutanan, lingkungan hidup, riset-teknologi dan inovasi serta perjanjian kerjasama pembangunan.
Sementara kesepakatan antar pelaku usaha meliputi kesepakatan kerjasama produksi bus listrik di Indonesia antara Karsan dengan Credo Group serta kesepakatan untuk pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Dubes RI Ankara Lalu Muhammad Iqbal, dan Dirjen Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi.
Sumber : Kompas TV/Sekretariat Presiden
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.