YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Tiga tokoh Indonesia, yakni eks Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus politikus senior Golkar Akbar Tandjung, Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin Hasan, dan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menerima bintang tanda jasa dari Kekaisaran Jepang, Rabu (9/11/2022).
Akbar, Sjarifuddin, dan Jonan dianggap berjasa dalam hubungan baik Indonesia-Jepang selama menjabat di pemerintahan.
Akbar pun menerima tanda jasa berupa Grand Cordon of the Order of the Rising Sun. Ini merupakan penghargaan tertinggi Kekaisaran Jepang yang diserahkan langsung oleh Kaisar Jepang Naruhito.
Sedangkan Sjarifuddin dan Jonan menerima The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star. Penghargaan ini diserahkan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
"Ini suatu kehormatan bagi kami. (Hubungan dengan Jepang) kita jaga, kita pelihara ,bukan tidak mungkin kita kembangkan untuk mempererat hubungan kita dengan Jepang di masa mendatang,” kata Akbar dalam briefing media yang diselenggarakan KBRI Tokyo, Rabu (9/11/2022).
Akbar dinilai berjasa dalam membina hubungan Indonesia ketika mengisi jabatan di pemerintahan Indonesia. Politikus 77 tahun itu pernah menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menteri.
Baca Juga: 200 Vial Obat Gagal Ginjal Akut dari Jepang Tiba di Indonesia, Segera Didistribusikan
Sementara itu, Sjarifuddin Hasan mengaku cukup kaget menerima penghargaan bergengsi dari pemerintah Jepang. Ia pun berterima kasih kepada Susilo Bambang Yudhoyono yang memberinya kesempatan menjadi Menteri Koperasi dan UMKM.
“Berkat arahan Pak SBY saya bisa melaksanakan tugas itu. Tentu ini kebanggaan bagi saya dan kebanggan rakyat indonesia,” kata Sjarifuddin.
Sjarifuddin mengaku menjalin sejumlah kerja sama dengan pemerintah Jepang selama menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UMKM (2009-2014). Salah satunya adalah menjembatani kerja sama antara koperasi-koperasi di Jepang dengan koperasi di Indonesia.
Selama berhubungan dengan pemerintah Jepang, Sjarifuddin pun mengaku sempat mengenalkan “keunikan” politik Indonesia, khususnya tentang peran oposisi di pemerintahan.
“Oposisi indonesia partisipatif, tidak hanya mengkritik tetapi memberi masukan. Kalau oposisi di negara lain kan apa yang dilakukan pemerintah selalu berbeda,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.