SEOUL, KOMPAS.TV - Kisah pilu diungkapkan saksi mata Halloween maut di Itaewon, Seoul, Korea Selatan yang telah menewaskan 154 orang, Sabtu (29/10/2022) malam.
Mereka berusaha melakukan CPR untuk korban, tapi usaha mereka jadi sia-sia karena korban yang dibantu akhirnya tak selamat.
Hal tersebut diungkapkan Ann, 24 tahun dari Spanyol, dan Melissa, 19 tahun dari Jerman.
Keduanya bersama teman mereka tengah berada di bar di dekat lokasi insiden terakhir.
Baca Juga: Setelah 153 Tewas dalam Tragedi Halloween di Itaewon, Jumlah Korban Masih akan Bertambah
Saat mereka ingin pergi, tiba-tiba ambulans berdatangan dan polisi berlarian meminta orang-orang memberi ruang untuk membawa mereka yang tewas dan cedera.
Ana mengatakan banyak yang meminta bantuan orang-orang untuk melakukan CPR, dan banyak yang memberikan bantuan.
“Kami memiliki dua teman yang melakukan CPR, dan mereka berusaha menolong,” kata Ana kepada BBC.
“Tiga menit atau lebih, mereka kembali, terlihat traumatis dan menangis. Mereka berusaha menolong lima atau enam orang, dan mereka semuanya tewas saat berusaha ditolong teman saya,” katanya.
Anna sendiri juga berusaha menolong meski tak tahu CPR, namun ia mengikuti instruksi dari orang di sana.
Ia pun berusaha menolong dua perempuan yang menjadi korban.
“Mereka memberitahu saya untuk menahan kepala dan membuka mulut mereka, dan segala hal seperi itu. Saya berusaha menolong, tetapi mereka berdua akhirnya tewas,” katanya.
“Saya bisa katakan banyak orang berusaha melakukan CPR, tetapi kebanyakan dari mereka sudah tak bernapas, dan tak ada yang bisa dilakukan. Kami tak bisa melakukan apa pun, dan itu menjadi trauma,” ucapnya.
Baca Juga: Korban Tewas Jembatan Ambruk di India Bertambah Jadi 81 Orang, Ternyata Baru Sepekan Dibuka Kembali
Ribuan remaja dan warga berusia 20 tahunan mendatangi Itaewon untuk merayakan Halloween.
Mereka begitu bergembira bisa kembali berpesta setelah dua tahun pembatasan Covid-19 di Korea Selatan.
Dilaporkan sekitar 300.000 orang memenuhi Itaewon malam itu, yang kemudian berujung insiden kerumunan di distrik tersebut.
Korban tewas dilaporkan disebabkan karena terinjak, serangan jantung, dan kehabisan oksigen.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.