SEOUL, KOMPAS.TV - Jaringan toko roti terkenal Korea Selatan, Paris Baguette, dibanjiri kemarahan setelah mengirim roti ke pemakaman pegawainya yang tewas setelah tubuhnya masuk ke mesin roti.
Pemilik Paris Baguette, SPC Grup, dilaporkan mengirimkan dua boks roti ke pemakaman pegawainya yang tewas tersebut.
Sebelumnya pada 15 Oktober lalu, seorang pegawai perempuan pabrik roti tersebut yang berusia 23 tahun, meninggal dunia setelah tubuhnya masuk ke dalam mesin pengaduk saus.
Setelah diinvestigasi, ditemukan bahwa insiden ini bisa dicegah jika protokol keselamatan yang memadai telah diterapkan.
Baca Juga: Kondisi Terkini Suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi usai Dihantam Palu di Rumahnya
Sejak insiden itu, perlakuan tak adil pihak perusahaan terhadap para pekerjanya pun terkuak.
Akibat dari insiden tersebut, akhirnya warga Korea Selatan memboikot semua produk SPC Group.
Namun, SPC Group seperti menambah bensin dalam api dengan mengirim dua boks roti Paris Baguette ke pemakaman pegawai yang tewas tersebut.
“Ia tewas ketika bekerja di pabrik SPC saat membuat roti tersebut,” ujar anggota keluarga yang marah karena kiriman roti tersebut, dikutip Allkpop.
“Apa masuk akal bahwa perusahaan mengirimkan kami roti tersebut untuk diberikan kepada pelayat yang datang ke pemakaman? Bagaimana mereka bisa melakukan hal itu?” tambahnya.
Menurut SPC Group, boks roti itu mereka kirim sebagai hadiah utuk memberikan dukungan kepada pegawai pemakaman.
Pernyataan SPC Group itu pun membuat marah netizen yang kemudian mengkritik perusahaan tersebut di media sosial.
“Saya pikir jika itu memang hadiah untuk dikirim ke semua pegawai, itu terlalu kasar,” ujar salah seorang netizen.
“Apakah kepala mereka hanya dekorasi? Karena mereka mengirim roti dari pabrik tempat ia tewas,” kata yang lainnya.
Netizen lain pun menegaskan bahwa ia tak akan membeli roti dari SPG Group lagi.
“Saya pasti tak akan memberli roti dari mereka lagi. Membuat saya muak, dan saya tak ingin melihat mereka lagi,” tulisnya di media sosial.
Kelompok masyarakat sipil juga mengkritik tindakan perusahaan yang tak memiliki empati terhadap keluarga yang sedang berduka.
Selain itu, banyak yang mengkritik cara manajemen meminta maaf kepada korban dan keluarganya, serta janji untuk mencegah terulangnya insiden tersebut, yang dinilai tidak tulus.
Baca Juga: Enggak Kenal Lelah! Burung Godwit Cetak Rekor Dunia, Terbang Nonstop Alaska ke Australia 11 Hari
“Pada pemakaman, mereka harus memikirkan semua yang telah disakiti,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Masyarakat Sipil Jo Jung Geon.
“Keluarga yang berduka adalah orang yang kehilangan anggota keluarganya karena sistem buruk dari pabrik. Perusahaan seharusnya tak hanya memikirkan protokol perusahaan untuk mengirim hadiah dukungan untuk pemakaman,” tambahnya.
Ia juga meminta SPC Group meminta maaf secara tulus kepada keluarga dan menjelaskan apa yang terjadi.
Sumber : Allkpop
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.