WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menyatakan tetap terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "tanpa prasyarat" dalam upaya mengejar denuklirisasi semenanjung itu, Jumat (28/10/2022).
Melansir Associated Press, pernyataan itu disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dalam jumpa pers pada Kamis (27/10) waktu setempat untuk membahas prioritas kebijakan pemerintahan Biden-Harris.
"Amerika Serikat telah mengatakan, dan kami masih mempertahankan bahwa kami bersedia untuk duduk dengan Kim Jong-un tanpa prasyarat untuk mengejar denuklirisasi semenanjung, yang tetap menjadi tujuan kami," kata Kirby.
Korea Selatan, sementara itu mengatakan bahwa Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah laut dalam uji coba senjata balistik pertamanya dalam dua minggu.
Peluncuran pada Jumat dilakukan setelah militer AS memperingatkan Korea Utara bahwa penggunaan senjata nuklir "akan mengakibatkan berakhirnya rezim itu."
Militer Korea Selatan mengatakan mereka mendeteksi dua peluncuran dari daerah pesisir timur Tongchon di Utara sekitar Jumat siang.
Baca Juga: AS Ancam Kim Jong-Un, Sebut Kepemimpinan Korea Utara akan Berakhir jika Gunakan Senjata Nuklir
Peluncuran berturut-turut, uji coba rudal balistik pertama Korea Utara sejak 14 Oktober, dilakukan pada hari terakhir latihan lapangan tahunan 12 hari Korea Selatan, yang dianggap Korea Utara sebagai latihan invasi.
Pada Kamis (27/10), Kirby mengatakan: "Tidak ada alasan untuk tes lain terjadi."
Kirby menambahkan, "Sementara itu, mengingat bahwa dia tidak menunjukkan keinginan untuk berbicara, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan untuk memastikan bahwa kita dapat membela diri kita sendiri dan sekutu kita."
Beberapa ahli mengatakan, uji senjata Korea Utara juga menunjukkan bahwa rezim Kim Jong-un tidak punya niat untuk melanjutkan diplomasi nuklir yang terhenti dengan Washington dalam waktu dekat.
Menurut berbagai laporan, hal itu karena Kim Jong-un ingin fokus pada modernisasi lebih lanjut persenjataan nuklirnya untuk meningkatkan pengaruhnya dalam negosiasi masa depan dengan AS.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.