NEW YORK, KOMPAS.TV - Rusia menentang seruan Barat agar dilakukan penyelidikan terhadap drone yang diduga kiriman Iran untuk Moskow di Ukraina.
Duta Besar Rusia di PBB, Vasily Nebenzya mengungkapkan hal itu sebagai preseden berbahaya.
Nebenzya yang merupakan perwakilan permanen Rusia mengungkapkannya pada Rabu (26/10/2022).
“Aksi delegasi Barat, yang meminta agar dilakukan penyelidikan untuk penggunaan drone menciptakan preseden berbahaya untuk PBB,” tuturnya dikutip dari TASS.
Baca Juga: Pasukan Rusia di Kherson Bersiap Pertempuran Habis-habisan Melawan Serangan Balik Ukraina
Menurut Nebenzya, dari sudut pandang hukum, Barat menginginkan perluasan artifisial dan kompetensi PBB.
Selain itu, juga memberi mereka fungsi tambahan dan melanggar hak prerogatif Dewan Keamanan PBB.
“Kami meminta anggota Dewan Keamanan untuk membela Piagam PBB, mengutuk aksi delegasi Barat yang meremehkannya, dan berbicara jelas agar tetap berpegang pada Pasal 101 Piagam dan mandatnya,” kata Nebenzya.
Nebenzya mengungkapkan delegasi Rusia tak mendengar ada yang legal dalam argumen untuk mendukung penyelidikan drone di Ukraina.
Baca Juga: Rusia Gelar Simulasi Serangan Nuklir Masif, Dimonitor Langsung oleh Putin
“Selalu hanya pertimbangan menyesatkan yang sama tentang tugas PBB untuk menanggapi pertanyaan negara-negara anggota,” katanya.
“Khususnya sangat menyentuh ketika mendengar Amerika Serikat (AS) pelanggar resolusi utama, menuduh Rusia melanggar resolusi 2231,” ujarnya.
Sebelumnya, AS dan sekutunya menuduh Rusia meluncurkan drone kiriman Iran untuk digunakan di Ukraina.
Iran sendiri membantah bahwa mereka telah memasok drone ke Rusia untuk perang di Ukraina.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.